Pemerataan Guru di Minsel Sulit Dilakukan 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Minsel Fieber Raco

“Buntut 3 Tahun tak Ada Pengangkatan”

AMURANG– Jika ada Kepala Sekolah (Kepsek) di Minahasa Selatan (Minsel) mengeluh kekurangan guru, maka penderitaan untuk Kepsek harus mengajar atau satu guru mengajar dua kelas terpaksa harus dilakoni.

Betap tidak, untuk menutupi kekurangan guru tersebut secara cepat tidaklah mungkin terjadi.”Minsel sangat kurang guru,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Diknas Dikpora) Minsel Fieber Raco, Rabu (4/10/2017).

Diakui Raco, kekurangan guru yang terjadi bukan hanya di pelosok  Desa namun juga sampai di wilayah perkotaan.

Menurutnya, pemerataan guru sangat sulit dilakukan sebab jika satu guru dipindahkan ke sekolah yang lain maka sekolah dimana guru tersebut mengajar awal  juga akan kekurangan.

Bahkan Diknas sendiri lanjutnya, sudah berusaha melakukan pemerataan namun tetap saja ada sekolah yang mengaku kekurangan guru. Belum lagi setiap bulannya rata-rata guru yang pension 60 orang. Artinya terjadi pengurangan banyak namun penambahan tidak ada.

Untuk mengatasi masalah tersebut tak lain kata Raco adalah moratorium meteri harus dihapus. “Kalau ada penerimaan PNS guru  pasti akan teratasi. Sebab sudah 3 tahun ini tidak ada lagi penerimaan PNS Guru apalagi guru SD dan lainnya,” jelas Raco lagi.

Selain hal tersebut bisa dilakukan lebih jauh Raco menyatakan solusi jangka pendek adalah dengan melakukan penerimaan honor.  Cuma persoalan pembayaran honor guru hanya pada kisaran Rp300.000 sampai Rp450.009.

“Itu juga dana BOS tidak semua digunakan untuk membayar honor melainkan ada aturan-aturan lain,” jelasnya.

Untuk itulah Raco menghimbau supaya Kepsek-kepsek harus mampu melihat kondisi yang ada di lapangan. (Vie)