Pemkab Mitra Terus Kembangkan Objek Pariwisata

Wabub Mitra Drs Jesaja J O Legi.

RATAHAN — Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) terus berupaya mengembangkan dunia pariwisata di Mitra.

Wakil Bupati Mitra Drs Jesaja J O Legi mengatakan, peran masyarakat juga menjadi kunci untuk pengembangan, dimana keramahan masyarakat menjadi faktor penting dalam pengembangan pariwisata.

“Syarat utama selain pembangunan infrstruktur, kita harus bisa menjaga kenyamanan, keamanan, dan masyarakat harus ramah. Jadi kuncinya ada pada diri kita, dimana kita sebagai masyarakat ramah dan murah senyum. Saya yakin dengan ini bisa menjadi daya tarik dan meninggalkan kesan yang baik bagi para wisatawan,” ungkap Wabub baru-baru ini.

Sementara terkait wisata yang dikelola orang asing seperti di tumbak, Legi mengatakan bahwa orang asing tersebut isterinya adalah warga tumbak.

“Saya tidak tahu pasti statusnya, siapa tahu mungkin saja sudah ada perubahan status. Namun, paling tidak kami lihat sisi positif, mungkin dia bisa menjadi perpanjangan informasi untuk warga lain dari negara asalnya. Jadi pada dasarnya kami menyambut baik, selama sesuai koridor aturan yang ada,” ungkapnya.

Selanjutnya untuk perkembangan pariwisata di Mitra secara umum, Legi mengatakan, semuanya harus terbuka dan welcome karena ini akan membantu dari sisi investasi juga karena paling utama adalah dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.

Legi menambahkan, ke depan masalah kenyamanan pengunjung, lebih khusus toilet dan ketersediaan air bersih, merupakan masalah pokok yang harus diperhatikan.

“Ini harus diperhatikan karena ini menyangkut kesehatan. Jadi kalau perlu sarana MCK bisa tambah dibangun dan yang penting adalah air bersih. Ini makanya kami berharap Dinas Pariwisata bisa duduk bersama dan berkoordinasi dengan dinas terkait, seperti DLH dan PAM,” tukasnya.

Peserta Pelatihan Tata Kelola Destinasi Wisata Mitra.

Sementara Kepala Dinas Desten Katiandagho mengatakan, salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk memajukan dunia pariwisata, diantaranya melalui pelatihan tentang tata kelola destinasi wisata.

“Ini salah satu yang penting dilakukan, dimana masalah keamanan, kebersihan, dan infrastruktur pendukung, bisa kita bicarakan disitu. Selain itu bagaimana kita menjaga kelestarian wisata alam di Mitra agar tetap menarik perhatian,” ungkapnya.

Selain itu, untuk mendukung maskud tersebut sangat memerlukan peran dari stakeholder terkait, bahkan kesadaran masyarakat.

“Terkait tujuan utama hadirnya wisatawan, bukan dilihat dari berapa yang kita dapatkan. Melainkan, dampak positif dalam perkembangan perekonomian bagi masyarakat,” ungkapnya.

Salah satu poin yang menurutnya sangat mendesak untuk dibahas bersama dengan stakeholder terkait adalah masalah ketersedian air bersih.

“Terkait infrastruktur toilet menurut saya sudah layak. Kami bahkan sudah membangun di pantai Lakban dengan anggaran 500 juta rupiah yang ramah dengan kaum disabilitas. Makanya untuk masalah air, kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak PAM dan sudah ada sambungan air hingga ke dalam, walau memang belum maksimal karena masih sering mati,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, disaat hujan air PAM juga kabur atau berbecek sehingga pihaknya mengambil langkah antisipatif dengan menggunakan tampungan air.

“Hanya saja harus diakui bahwa memang kesadaran masyarakat juga masih kurang karena masih ada masyarakat yang menggunakan air dengan boros sehingga yang lain tidak kebagian air,” tandasnya.

Lanjut terkait target untuk pengunjung pihaknya tidak bisa memastikan berapa jumlah pengunjung yang datang.

“Untuk pengunjung jumlahnya fluktuatif jadi tidak bisa dipastikan. Soal jumlah pengunjung di Lakban yang menurun itu lebih karena adanya bebrapa opsi wisata lain yang ada, seperti dengan adanya pantai Lumintang dan aset wisata lain, juga menjadi satu daya tarik. Pastinya pengunjung tetap tersebar di aset wisata di Mitra,” pungkasnya. (fensen)