Perempuan Kawanua Ini Dipercayakan Agen Resmi Peralatan ‘Mata-Mata’ Produk Belanda Wilayah Asia Pasifik

JAKARTA – Satu lagi anak daerah berdarah Manado, Sulawesi Utara sukses dalam pengembangan bisnisnya hingga go Internasional.

Adalah Regina Natalia. Perempuan berusia 36 tahun yang hingga kini masih memilih melajang itu dalam waktu dekat akan dipercayakan pihak pemerintah Belanda menjadi agen resmi peralatan ‘mata-mata’ berupa kamera pengawasan super canggih di wilayah Asia Pasifik.

“Kontrak kerjanya sudah diatur oleh pemerintah Belanda. Dalam waktu dekat akan penandatangan kontrak di Singapura karena kantor kami di Singapura untuk agen resmi wilayah Asia Pasifik,” kata Gina, sapaan akrabnya ketika bersua di sebuah rumah makan elit kawasan SCBD Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Kamera pengintai ini menurut Gina, lebih canggih dari CCTV yang banyak dipakai di Indonesia. Namanya Camera Tri-watch by Triconser Survaillance dengan system the high and camera security produk Belanda dengan memakai software Belgia.

“Di luar negeri alat ini banyak dipakai di sejumlah daerah perbatasan karena sistem kerjanya yang canggih dalam pengawasan dengan hanya memakai wifi,” jelas perempuan kelahiran Manado 12 September 1983.

Regina Natalia foto bersama Perdana Menteri Belanda, Mr. Mark Rutte (tengah) aat diundang dalam acara Special Forum ‘Alies and Partners US-Indonesia Naval Cooperation In the Indo-Pacifik di Belanda tahun lalu.

Menurutnya, di Sulawesi Utara, khususnya Kota Manado yang saat ini lagi jor-joran dalam pengembangan pembangunan Manado Smart dengan sistem digitalisasi, cocok jika memakai peralatan tersebut.

Apalagi dalam mendukung kecanggihan Cerdas Command Center (C3) milik Pemkot Manado. Atau daerah lainnya di Sulut yang sudah menggunakan peralatan IT dalam pelayanan masyarakat.

“Seperti di Kota Manado saya lihat sudah memakai CCTV di semua sudut jalan yang terintegrasi dengan Command Center. Justru dengan camera pengawasan kami ini lebih baik lagi karena sistem kerjanya lebih canggih hanya dengan terkoneksi wifi,” ujar Gina.

Dia mengakui, sejak 14 tahun lalu hijrah ke Jakarta dari daerah kelahirannya, Manado langsung menekuni bisnis-bisnis yang berhubungan dengan luar negeri.

Sedikit-sedikit dia juga nyambi bisnis terkait kepariwisataan dan fashion. Bahkan sampai saat ini dirinya masih menekuni bisnis jual beli airframe dan spare parts pesawat dan mesin pesawat bekerja sama Bank of China Aviation dan Rolls Royce Asia.

“Saya masih sering ke Manado. Tidak setiap bulah sih, tapi setidak dua tiga hari di Manado. Perkembangannya cukup pesat. Saya berniat suatu kelak bisnis-bisnis luar negeri yang saya tekuni ini bisa dibawa ke daerah kelahiran saya. Tentu tentu sesuai kondisi di Kota Manado apa yang cocok,” tutupnya. #88