Sangihe Berduka, Tiga Kecamatan Rusak Diterjang Banjir dan Tanah Longsor

Tahuna- Tiga kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jumat (3/1) sekitar pukul 05.30 Wita, diterjang banjir bandang dan tanah longsor. Ketiga kecamatan itu yakni Kecamatan Kendahe, Kecamatan Tamako, dan Kecamatan Manganitu. 

Namun, di Kampung Lebo Kecamatan Manganitu yang paling terparah terkena banjir bandang dan tanah longsor. Diperkirakan puluhan rumah rusak parah, jalanan hancur, tiang listrik patah, yang mengakibatkan 80 orang harus mengungsi di rumah-rumah warga dan di salah satu gereja yang ada di Kampung Lebo. 

Selain kerusakan material yang diperkirakan milyaran rupiah, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe, 6 orang mengalami luka serius dan harus dilarikan dirumah sakit. Sementara 3 orang dinyatakan meninggal dunia. 

Bartolomeus Mangape (83) warga Lendongan Dua Kampung Lebo korban terseret arus banjir bandang.

Dua korban telah ditemukan, sementara satu orang lagi masih dalam pencarian team evakuasi BPBD, SAR, TNI, Polri dan warga sekitar. Ke dua orang warga yang meninggal dunia, yakni Bartolomeus Mangape (83) warga Lendongan 2 Kampung Lebo, terseret arus banjir bandang, dan ditemukan warga mengapung di pantai sekitar pukul 09.00 Wita. 

Dan Armando Makanangen (18) warga Lendongan 2 Kampung Lebo, tertimbun tanah longsor dan berhasil ditemukan team evakuasi memakai alat berat, sekitar pukul 16.00 Wita. Sementara satu korban lagi yang dipastikan meninggal dunia yakni Siren Ontak (40) warga Lendongan 2 Kampung Lebo, tengah dalam pencarian team evakuasi. 

Maine Mangape anak korban terseret arus banjir bandang Bartolomeus Mangape (83).

Menurut salah satu anak korban meninggal dunia Meine Mangape, saat banjir bandang datang dirinya bersama ayahnya Bartolomeus Mangape, tengah berada di dalam rumah dan hendak menyelamatkan diri. Naas saat banjir menerjang rumah mereka, sang ayah terlepas dari genggaman tangannya dan hanyut terseret arus air. 

“Kejadian pagi, torang dua mau keluar lari, air satu kali datang menimpa rumah, saya terseret nyangkut di lemari, saya mau tolong bapak, tapi karena air begitu kuat sudah tidak bisa. Dan bapak hanyut terseret arus.” ungkapnya.

Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe Rivo Pudihang.

Secara terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe Rivo Pudihang mengatakan bahwa terjadinya banjir bandang dan tanah longsor disejumlah daerah, diakibatkan karena tingginya curah hujan selama beberapa hari ini. 

“Tingginya curah hujan menjadi penyebab beberapa daerah yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe terlanda banjir bandang dan tanah longsor. Ada beberapa kecamatan yang terdampak, namun di Kecamatan Manganitu Kampung Lebo ini yang terparah. Karena ada tiga orang yang dipastikan meninggal dunia. Dan 6 orang dilarikan di rumah sakit, akibat mengalami luka serius.” kata Pudihang. 

Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana saat meninjau lokasi bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Lebo Kecamatan Manganitu.

Disinggung langkah-langkah apa yang di ambil BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe terhadap para korban, dirinya pun menyatakan telah menyalurkan beberapa bantuan dan telah mendirikan beberapa dapur umum. 

“Kita bersama bapak bupati telah melihat langsung daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor. Jadi kita telah menyediakan makanan cepat saji, bahan-bahan pakaian, makanan, dan ada 6 titik dapur umum di gereja-gereja yang ada. Dan kita juga dibantu beberapa dinas terkait, seperti Dinas Sosial.” pungkasnya. 

Terpantau media ini hingga pukul 16.00 Wita, arus air sudah mulai surut. Beberapa warga masih tengah membersihkan rumahnya dari lumpur dan material yang terbawa arus banjir. Dan untuk sementara pencarian korban yang tertimbun longsor dihentikan. Karena kondisi yang tidak memungkinkan dan akan dilanjutkan esok hari. (Zul)