Soal Merger SD Inpres Bunaken, Ortu Siswa: Pemerintah jangan Ciptakan Polemik ..!!

MANADO – Rencana Dinas Pendidikan Kota Manado melakukan merger atau penggabungan SD Inpres Bunaken ke SDN 1 Bunaken mendapat penolakan keras para orang tua siswa SD Inpres.

Total 80-an siswa di sekolah itu pun sempat menitihkan air mata mendengar rencana pemerintah itu. Rata-rata mereka menolak bergabung di SD Negeri 1 Bunaken. Alasannya, akan mengganggu proses belajar mengajar karena berdesak-desakan akibat penumpukan siswa.

‘‘Dorang (siswa) menangis tak mau pindah. Dorang so merasa nyaman disini (SD Inpres). Kalau digabungkan pasti akan terjadi kepadatan siswa. SD Inpres jumlah siswanya 80-an dengan 9 guru. Jumlah siswa SD Negeri 1 kalo nda salah 25 siswa. Bayangkan kalo dorang gabung, pasti menumpuk,” ungkap Kepsek SD Inpres Bunaken, Anita Lunggala.

Arjun Langitan, salah satu orang tua murid juga tegas menolak rencana merger itu. Jika terjadi, dengan terpaksa dia harus memindahkan anaknya ke sekolah lain. “Saya menentang keras kalo demerger. Karena anak saya sudah nyaman di SD Inpres. Penolakan saya ini mewakili semua orang tua siswa karena perasaan mereka sama seperti saya,” tegasnya.

Alasan merger karena bising menyusul sekolah tersebut berdekatan mesin PLN, kemudian sering terjadi banjir menurut Arjun, itu bukan alasan yang urgent. Karena selama ini siswa di SD Inpres yang berdiri sudah puluhan tahun tak pernah mengeluh adanya bunyi mesin PLN di saat proses belajar mengajar.

Curhat orang tua siswa Arjun Langitang dan guru-guru SD Inpres Bunaken terkait rencana merger ke SD negeri 1 di dengar langsung Wakil Ketua DPRD Manado, Adrey Laikun.

‘’Kenapa nanti sekarang tiba-tiba alasan merger karena bising mesin PLN. Soal sering terjadi banjir, juga bukan alasan tepat. Karena kondisi daerah kami dataran rendah. Itu juga tidak setiap hari banjir,’’ katanya.

Sebaliknya, Arjun meminta Wali Kota menata infrastruktur agar tidak terjadi banjir jika musim penghujan tiba. ‘’Bukan seenaknya dipindahkan anak kami  ke sekolah lain, justru pemerintah perbaiki infrastruktur supaya tidak banjir. Jadi pemerintah jangan buat polemik baru. Saya kira pak wali kota juga punya visi misi memajukan pendidikan,’’ ungka Arjun.

Wakil Ketua DPRD Manado, Adrey Laikun menyayangkan jika siswa SD Inpres dipaksakan untuk dimerger dengan SD Negeri 1 Bunaken. Sebab SD Inpres selama ini punya sejarah dengan menelorkan para siswa yang kini menjadi tokoh panutan.

“Saya bekas siswa disini, alumni SD Inpres Bunaken. Sekolah ini punya histori, sayang tiba-tiba dimerger. Yang jadi pertanyaan, di lahan SD Inpres ini akan diapakan kalau dimerger ke  SD Negeri 1..?? Karena mendegar curhat orang tua siswa dan guru, suara bising mesin PLN tidak berpengaruh pada proses belajar. Jadi bagi saya ini bukan alasan tepat,’’ tegas politisi Partai NasDem dapil Tuminting-Bunaken ini. [anr]