Sulut Semakin Hebat, Bukti Kebudayaan dan Unit Layanan Administrasi di Tangan ODSK

BIDANG KEBUDAYAAN Sulawesi Utara (Sulut) torehkan prestasi dan mampu bersaing tingkat nasional maupun internasional. Begitu pula dengan INOVASI Unit Layanan Administrasi (ULA) Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terobosan Gubernur Olly Dondokambey SE dan Drs. Steven Kandouw (OD-SK) berhasil ciptakan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam penerapan e-Government, khususnya e-office.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw

Diketahui, pencapaian di Bidang Kebudayaan kurun waktu 2017-2019 sesuai data resmi Dinas Kebudayaan Sulut dari banyaknya prestasi beberapa diantaranya yaitu perhelatan akbar di bidang perfilman yaitu dengan Malam Puncak Penganugerahan FESTIVAL FILM INDONESIA (FFI) pada 2017. Dimana Sulut sebagai tuan rumah.

Agenda penting lainnya di dunia seni pertunjukan yaitu HARI TARI SEDUNIA, Sulut turut mengambil bagian dalam kegiatan ini melalui pergelaran seni tari daerah yang diselenggarakan di kota Solo Jawa Tengah pada 2017.

Agenda spektakuler bagi dunia seni melalui perhelatan NORTH SULAWESI CHOIR FESTIVAL 2019

Sebuah moment dimana penyanyi penyanyi terbaik (sopran, alto, tenor dan bass) utusan 34 provinsi se Indonesia bertemu dan mengalami pembinaan di Jakarta sebelum tampil pada Sidang Paripurna DPR/MPR-RI, Peringatan Detik Detik Proklamasi Kemerdekaan RI, berbagai konser di Kementerian Dikbud dan Media Elektronik/TV. Penyanyi GBN utusan Sulawesi Utara pernah meraih predikat terbaik tingkat nasional.

PEMENTASAN DRAMATARI KOLOSAL “CAHAYA ZAMAN” sebuah garapan seni drama tari dan musik yang mengangkat ketokohan Maria Walanda Maramis, pahlawan wanita asal Minahasa Sulawesi Utara, dipentaskan tahun 2019 dalam rangka memeriahkan dlm HUT TMII Jakarta yang ke-44. Pementasan tersebut sukses menyedot perhatian jutaan pengunjung dan mendapat apresiasi dari pihak penyelenggara serta pengamat seni.

HARI TARI SEDUNIA diselenggarakan di Solo Jawa Tengah 2017. Sulut turut ambil bagian dalam kegiatan ini melalui pergelaran seni tari daerah

Prestasi yang dicapai adalah ditetapkannya beberapa Warisan Budaya Takbenda Sulawesi utara menjadi Warisan Budaya Takbenda Nasional sebagai berikut:

Tahun 2017: Masamper berasal dari bahasa Portugis Zyangfeer yang berarti kelompok penyanyi. Pengucapan kata zangvere menjadi masamper berawal dari sulitnya jemaat mengucapkan kata zangvere sehingga sehingga terucap samper. Kata ini kemudian berkembang menadi masampere yang berarti menyanyi bersama-sama, karena pengaruh dialeg manado masampere menjadi masamper.

PEMENTASAN DRAMATARI KOLOSAL “CAHAYA ZAMAN” sebuah garapan seni drama tari dan musik yang mengangkat ketokohan Maria Walanda Maramis, pahlawan wanita asal Minahasa Sulawesi Utara, dipentaskan pada 2019 dalam rangka memeriahkan HUT TMII Jakarta yang ke-44

Tinutuan merupakan salah satu wujud lokal dalam bidang ketahanan pangan dan gizi serta penanda identitas bagi warga Minahasa (manado).

Tahun 2018:
Figura adalah tradisi orang Borgo di Minahasa pada kunci tahun dan festival pengucapan syukur atas tahun yang baru.

Tahun 2019:
Gunde atau unde berarti gerak yang halus, sehalus pekerti wanita. Oleh karena itu tari Gunde hanya ditarikan oleh kaum perempuan saja sehingga sering juga disebut Salaing Bawine berarti tar/gerak, Bawine bahasa Sangihe berarti Wanita/perempuan.

Caklang Fufu Sulawesi Utara dilakukan dengan cara pengasapan dengan ikan cakalang diasapi panas selama 2 – 3 jam.

Wale Wangko atau rumah adat daerah Minahasa yang terdiri dari 2 bagian bagian atas sebagai tempat tinggal dan bagian bawah disebut kolong berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian dan peralatan pertanian.

Begitu pula dengan Inovasi ULA. Tentu secara fakta terbukti tepat empat tahun kepemimpinan OD-SK sudah banyak yang dilakukan. Melalui Biro Umum Setda Provinsi Sulawesi Utara dibawah pimpinan Kepala Biro Umum Clay J. H. Dondokambey, S.STP, MAP, melihat potensi juga latar belakang ULA dihadirkan.

Kepala Biro Umum Clay Dondokambey saat mempresentasikan Pelayanan Administrasi yang terintegrasi secara Online melalui Unit Layanan Administrasi dengan Prinsip Olah Dokumen Sesuai Ketentuan (ULA – ODSK) didepan Gubernur Olly Dondokambey

Selain itu, sekaligus program inovatif untuk pembenahan berbagai permasalahan pengelolaan layanan administrasi di lingkungan Pemprov Sulut.

Sebelum dibentuknya ULA, Layanan administrasi dinilai masih kurang efektif dan efisien, sulit dijangkau, belum terintegrasi, tidak memiliki Standar Operasional Prosedur yang jelas, masih dilaksanakan secara konvensional/manual, serta belum didukung sarana dan prasarana berbasis TIK.

Dengan adanya Unit Layanan Administrasi, diharapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara semakin terdepan dalam upaya mewujudkan pelayanan administrasi yang prima bagi kemajuan pembangunan daerah.

Gubernur Olly Dondokambey saat launching ULA yang berada di lantai dasar Kantor Gubernur

Tujuannya, ULA Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara merupakan Aplikasi e-office yang digunakan memungkinkan penyelesaian beberapa item pekerjaan sekaligus, sehingga pekerjaan semakin mudah, sekaligus memangkas birokrasi yang selama ini dirasakan masih kurang efektif dan efisien.

Pengagendaan setiap dokumen menggunakan QR Code, guna keamanan dan dapat digunakan untuk pelacakan dokumen secara realtime menggunakan Smartphone berbasis android. Aplikasi berbasis android ini juga memungkinkan masyarakat dapat menjangkau pelayanan kapanpun dan dimanapun berada, sehingga turut memangkas biaya dan waktu pengguna layanan.

Dimana, prestasi yang dicapai yaitu Piagam Penghargaan sebagai Terbaik I Pameran Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2019.

(Advetorial)