Viral Bocah Rabies di Tombatu Usai Digigit Anjing, Ini Penjelasan Dinkes Mitra

Kadis Kesehatan Mitra, dr. Helni Ratuliu memberikan keterangan pers

RATAHAN – Hebohberedar di medsosvideoseorangbocahrabies akibat digigit anjing yang dikabarkan terlantar di sebuah puskesmas di Tombatu langsung ditanggapi pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Mitra.

Bocah tersebut teridentifikasi bernama Kifly Tangel (6) asal Tombatu, Kabupaten Mitra. Dalam keterangan pers Kadis Kesehatan, dr, Helni Ratuliu, didampingi Kepala Puskesmas Tombatu, Dintje Koyong, Kepala Puskesmas Silian Raya, dr, Diana Tarore, serta petugas medis yang menangani pasien Kifly menjelaskan kronologis kematian bocah malang tersebut.

Menurut dr. Helni, saat pasien tiba di puskesmas Tombatu, petugas medis bersama dokter jaga langsung memberikan pelayanan dan pemeriksaan kepada pasien di tempat tidur ruangan UGD.

Ketika diobservasi korban mengalami demam, mual, muntah muntah, dan gelisa. Dari hasil observasi berdasarkan gejala yang dirasakan pasien, petugas medis kemudian memberikan obat.

“Selanjutnya dilakukan tindakan medis antara lain, memberikan obat, pasien tidak ada perubahan dan menunjukkan Kegelisaan. Petugas medis kemudian bertanya kepada orang tua ibunya, apakah pasien atau anak ini tidak pernah digigit anjing. Ibunya mengaku pernah digigit anjing beberapa waktu lalu namun belum pernah disuntik karena saat itu kahabisan stok vaksin di Puskesmas Silian,” jelas dr. Helni.

Saat di puskesmas kondisi pasien makin menunjukan kegelisahan, kemudian ibunya yang tidak kuat melihat anaknya mengangkat, memeluk anaknya dari tempat tidur ruangan UGD dan membawa keluar ruangan.

“Ketika berada di luar ruangan anak itu semakin menunjukan kegelisahan dan terus merontak,” sambung dr. Helni. Orang tua pasien pun tak bisa menangani dan meminta bantuan tenaga medis.

Demi keamanan pasien yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan, atas permintaan orang tua petugas berinisiatif untuk mengambil kain has kemudian mengikatkanya ke tangan dan kaki pasien. Kemudian pasien dirujuk ke RSUD Noongan.

“Saat itu kami ingin menjelaskan, penangan yang dilakukan kepada pasien sudah sesuai dengan standar pelayanan yang ada di Puskesmas. Adapun  ketika pasien diikat itu secara inisiatif yang dilakukan petugas medis karena permintaan orang tua untuk membantu. Dan cara itu dilakukan demi keamanan pasien termasuk termasuk orang tua dan tenaga medis,’’ ungkap dr. Helni.

Dia juga menjelaskan pihak petugas kesehatan dari Puskesmas Tombatu  tidak pernah mengeluarkan vonis bahwa pasien tersebut mengidap rabies. Catatan media yang dikeluarkan Puskesmas Tombatu melalui dokter jaga dan para petugas medis adalah dengan diagnosa rujukan yaitu, suspek Rabies.

Terkait dengan video yang beredar, menurut dr. Helni bukan berasal dari tenaga medis. “Artinya pihak puskesmas tidak pernah menyebarkanluaskan vidio yang memperlihatkan kondisi pasien yang saat itu di lantai, diikat dan dalam kondisi yang memprihatinkan. Sebab petugas medis selama pasien berada di Puskesmas Tombatu dalam waktu kurang lebih 1 jam 30 menit berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dengan pelayanan yang maksimal,’’ pungkasnya. [LML]