Yayasan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Gorontalo Kabupaten Kepulauan Sangihe, Menolak Faham Terorisme Radikalisme dan Intoleransi

Pengurus dan anggota Yayasan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Gorontalo Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Manadoline.com, Tahuna- Pergerakan Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi di Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak boleh dipandang sebelah mata. Terlebih saat ini, kasus-kasus dengan permasalahan tersebut, sudah mulai muncul di permukaan. 


Khususnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang merupakan daerah perbatasan Indonesia-Pilipina, faham-faham Terorisme radikalisme dan intoleransi tidak boleh terjadi. 


Dengan dibarengi upaya-upaya dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh Agama, TNI-Polri dan pihak terkait bersama masyarakat, faham terorisme, radikalisme dan intoleransi tidak terjadi di Kabupaten Kepulauan Sangihe. 


Tentunya capaian ini merupakan kerja keras semua pihak, sehingga Kabupaten Kepulauan Sangihe terhindar dari faham yang merusak persaudaraan ini. 


Seperti yang disampaikan Pimpinan Yayasan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Gorontalo Kabupaten Kepulauan Sangihe Guntur Thalib, bahwa faham terorisme, radikalisme dan intoleransi adalah faham yang tidak baik. 


“Kami segenap pengurus dan anggota Yayasan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Gorontalo Kabupaten Kepulauan Sangihe, menolak keras faham terorisme, radikalisme dan intoleransi di bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe,” katanya. 


“Daerah yang kita cintai ini (Kabupaten Kepulauan Sangihe) merupakan tempat kemajemukan yang masyarakatnya saling hormat-menghormati, saling sayang-menyayangi tanpa memandang suku dan agama. Jadi faham terorisme, radikalisme dan intoleransi adalah faham yang tidak baik, ” sambungnya. 


Lebih lanjut dikatakannya, tokoh-tokoh agama bersama tokoh masyarakat selalu berupaya menanamkan sikap saling toleransi, di tengah-tengah masyarakat.


“Kita selalu ingatkan kepada masyarakat agar tidak mempercayai berita-berita hoax. Lebih hati-hati dalam menggunakan internet, apa lagi saat ini di tengah pandemi covid-19, faham-faham itu bisa sangat leluasa bertebaran di media sosial atau jejaring internet lainnya,” ujarnya.


“Cara-cara orang-orang yang tidak bertanggungjawab ini tidak lain dan tidak bukan adalah agar masyarakat dapat terkontaminasi dengan faham yang terorisme, radikalisme dan intoleransi,” jelasnya. 


Dirinya pun mengajak masyarakat untuk menjauhi sikap terorisme, radikalisme dan intoleransi. Karena akan merusak persatuan dan kesatuan, khususnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe. 


“Mari sama-sama kita jaga kabupaten yang kita cintai ini dari masuknya faham terorisme, radikalisme dan intoleransi. Karena faham itu akan merusak kesatuan dan persatuan kita di tengah-tengah masyarakat terlebih lagi di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.