Wurangian : Komoditas Sulut Harus Miliki Added Value Guna Terciptanya Ekonomi Kerakyatan

MANADO-Ketua Komisi II DPRD Sulut Cindy Wurangian mendorong Pemerintah Provinsi Sulut lewat dinas terkait, untuk memperhatikan komoditas-komoditas yang berasal dari Sulut. Seperti komoditas daging Babi harus memiliki Added Value atau nilai tambah.

Cindy Wurangian

Wurangian menyatakan, masyarakat Sulut memiliki kepintaran serta kreativitas yang tak kalah mumpuni dibanding dengan daerah daerah lain.

Ini dibuktikan, meski ditengah pandemi covid 19 masyarakat Sulut tetap survive ditengah himpitan ekonomi lewat beternak babi.

“Pemerintahan perlu dorong added value ini dilakukan oleh masyarakat sulut. Orang sulut pintar dan Creative. Dan mereka perlu didukung oleh pemerintah, karena disitu bisa dilihat keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat,” ucap Wurangian.

Srikandi dari Fraksi Golkar mengakui, multiplier effect dapat semakin terasa dibandingkan dengan orang lain yang dari luar daerah.

“Dan Multiplier effect nya juga akan semakin terasa ketimbang orang luar yang nanti sekarang, karena di mana-mana kena ASF baru mau masuk ke sulut,” tegas Anggota DPRD Sulut tiga periode ini.

Wurangian pun berharap, kebijakan Gubernur Sulut yang membatasi akses keluar masuk orang dari dan ke Sulut dinilai langkah sangat tepat, karena selain mencegah penularan covid 19 juga bisa mencegah virus ASF.

“ASF ini bisa menular dengan berbagai cara, salah satunya lewat kontak langsung, bisa lewat serangga, bisa lewat pakaian, bisa lewat kendaraan, bisa lewat alat-alat peternakan, dan juga bisa lewat pakan. Itu semua perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar harus ditutup, seperti bagaimana pemerintah menangani covid 19 terhadap manusia. ASF ini seperti covid 19 kepada ternak babi. Dan ternak babi adalah ekonomi kerakyatan kita, kalau ini masuk ke Sulut kita semua susah,”tutup Wurangian. (mom)