MANADO – Bocah usia sekitar 5 tahun itu tergesa-gesa dibawa ibunya ke posko kesehatan BNI 46 dan IWO (Ikatan Wartawan Online) Kota Manado.
Telapak kaki kirinya tak henti bercucuran darah. Di posko kesehatan BNI 46 dan IWO yang terletak sisi kiri jalan Tuminting tepat berhadapan lorong kelurahan Mahawu, paman bocah itu menceritakan malang dialami ponakannya.
“Mungkin tacucu (tertusuk pecahan botol). Saat itu dia mau pulang ke rumahnya dan berjalan di tengah lumpur,” kata sang Paman yang mengaku biasa dipanggil Om Palka.
Di rumah Om Palka di Kelurahan Mahawu tidak terdampak banjir atau imbas tanah longsor. Namun saat rumahnya dihuni warga pengungsian.
“Sekitar 60 orang tinggal di rumah sekarang untuk mengamankan diri sementara,” katanya.
Om Palka mengaku beruntung di dekat mereka dibangun posko kesehatan menyusul bocah 6 tahun itu banyak mengeluarkabn darah dari kakinya pasca terinjak pecahan botol.
“Darahnya sudah hampir full botol Aqua sedang. Saya sempat ikat kakinya agar darah tidak banyak keluar sebelum menuju posko kesehatan BNI 46 dan IWO Manado. Kami sangat beruntung ada posko kesehatan disini,” ungkap Om Palka.
Bocah malang berusia 6 tahun itu adalah pasien terakhir di pos kesehatan BNI-IWO. Posko kesehatan tersebut beroperasi melayani pasien hingga pukul 17.00 Wita.
Hari kedua dibuka pokso kesehatan tesebut, Senin 4/2/2019), sedikitnya pasien korban bencana datang berobat sekitar ratusan. Dibanding hari pertama pada Minggu, sekitar 26 masyarakat.
Rata-rata masyarakat berobat karena menderita sesak pernafasan atau Ispa. Influensa dan garat kulit. “Kami rencana hanya tiga hari bukan posko kesehatan ini. Tapi melihat kondisi saat ini, mungkin kami disini sampai sabtu,’’ pungkas Khairul Salam, Wakil Pemimpin Bidang Konsumen dan Ritel BNI 46 wilayah Manaso. ***
Penulis: antoreppy
