Raih Wakil I Retel Putri Rayon II Minahasa Wulan Tetap Bersyukur

Wulan E K Poluakan (foto Istimewa)
Wulan E K Poluakan (foto Istimewa)

KAWANGKOAN — Menjadi remaja teladan (Retel) menjadi dambaan banyak remaja, khususnya remaja GMIM. Karena setiap tahun, Komisi Playanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM melaksanakan perlombaan remaja Teladan, mulai dari tingkat wilayah, rayon hingga sinode.

Begitu juga dengan remaja pemilik nama lengkap Wulan Eugene Kyreyne Poluakan, yang mewakili GMIM Sola Fide Uner Kawangkoan I, dalam kegiatan remaja teladan, di GMIM Elim Liba Wilayah Tumompaso 1, Kecamatan Tompaso, pekan lalu.

Wulan hanya meraih Wakil I Remaja Teladan Putri Rayon II Minahasa, namun dirinya tetap bersyukur diberi kesempatan dalam perlombaan Retel tersebut.

“Tetap bersyukur kepada Tuhan Yesus, semua karena anugerahnya saya dapat meraih Wakil Satu atau Juara Dua Remaja Teladan Putri Rayon II Minahasa,” kata remaja yang duduk di Kelas 8 SMP Negeri 1 Kawangkoan.

Meski tak bisa melanjutkan lomba Retel hingga ke tingkat Sinode, putri sulung dari Moudy Poluakan dan Sinthya Najoan itu tak berkecil hati dan yakin sudah memberikan yang terbaik untuk Tuhan.

“Dari 20 putra dan putri remaja yang mengikuti seleksi di tingkat rayon dua Minahasa, hanya tiga remaja yang diutus ke tingkat Sinode. Tapi saya yakin sudah beri yang terbaik buat Tuhan Yesus,” terang gadis 13 tahun yang bercita-cita menjadi seorang pendeta tersebut.

Malam pemilihan Retel di GMIM Elim Liba pekan lalu.

Remaja yang juga menjabat Wakil Ketua OSIS di SMP Negeri 1 Kawangkoan tersebut mengatakan, saat mengikuti tahapan seleksi hal tersulit yg dilaluinya adalah hari terakhir seleksi.

“Ada beberapa tahapan seperti tes tertulis, wawancara, karantina, roadshow, talent show dan malam final. Namun, malam final yang membuat saya merasa gugup karena harus tampil di depan banyak orang,” ujar gadis yang selalu meraih juara di kelasnya itu.

Saat mengikuti seleksi, Eugene nama akarabnya mengungkapkan ada kalimat yang menjadi jargonnya.

“Mawali cita esa, maesa ang amang kasuruan. (Bersama kita satu, bersatu dalam Tuhan, red),”sebut kakak dari Adelia dan Emannuela.

Ia berpesan kepada KPRS untuk terus membina dan menjadi teladan bagi remaja GMIM agar remaja GMIM bisa menjadi cerminan dari KPRS GMIM.

Selain itu buat remaja GMIM ia berharap menjadi remaja yang berakar, bertumbuh dan berbuah dalam Tuhan.

“Mendunia tapi tidak duniawi sampai tiba hari dimana Tuhan akan datang yang kedua kali,” pungkasnya. (fensen)