BPBD Sulut Turunkan Resiko Bencana, Oroh: Edukasi Pencegahan ke Desa hingga Sekolah

(Kepala BPBD Sulut Joi Oroh saat kegiatan Rakerda Pengelolaan Bencana Terpadu Tahun 2018, Kamis (19/4/2018) di hotel Grand Luley Manado)

MANADO– Untuk mensinkronisasikan penanggulangan bencana, Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Kabupaten/Kota melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sigap memberikan bantuan dan edukasi khususnya kepada masyarakat.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Sekertaris Provinsi (Sekprov) Edwin Silangen mengatakan BNPB terus berupaya stanbye melakukan pertolongan kepada masyarakat apalagi terhadap kejadian dan situasi bencana.

“Saya mengapresiasi BNPP yang sigap memberikan, termasuk upaya dalam menurunkan indeks resiko bencana 30 persen,”terang Silangen didampingi saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pengelolaan Bencana Terpadu Tahun 2018, Kamis (19/4/2018) di hotel Grand Luley Manado.

Dihadiri perwakilan BNPB RI, Balai Sungai Wilayah Sulut, Kepala BPBD Kabupaten dan Kota Se Sulut, serta para tamu undangan lainnya.

Lanjutnya kepada sejumlah wartawan usai membuka kegitan tersebut didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut Joi Oroh, mendapatkan rekomendasi menurunkan indeks resiko bencana, walaupun Sulut termasuk salah satu Provinsi rawan terhadap bencana baik bencana alam maupun non alam. Tetapi masyarakat dipermudah dengan berbagai kecanggihan teknologi saat ini.

“Saya tahu ada alat teknologi modern mengantisipasi terjadinya bencana semisal kebakaran, banjir, tanah longsor, bahkan tsunami. Masyarakat dapat diberi warning oleh BMKG sebelum terjadinya,” ujarnya seraya menambahkan diperlukan data-data BMKG untuk diberikan kepada Kabupaten/Kota, disamping adanya edukasi terhadap masyarakat dalam pencegahan bencana dan pelatihan pencegahan bencana antisipasi korban jiwa.

Ditempat yang sama, Kepala BPBD Sulut Joy Oroh mengungkapkan, tujuan kegiatan menurunkan indeks resiko bencana hingga 30 persen yang diinstruksikan oleh BNPB Pusat serta melakukan sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota se Sulut.

Menurutnya, siap siaga dengan langkah awal sosialisasi hingga ke desa yang rawan bencana, termasuk memberikan edukasi pencegahan kepada para siswa di sekolah-sekolah soal menyelamatkan diri dari gempa bumi.

BPBD bekerja sama dengan BMKG. Provinsi sudah memiliki alat teknologi kewaspadaan bencana yang berada di kantor Pusat Pengendalian Operasi.

“Alat itu, seperti alat peramalan cuaca dan gempa bumi yang ada di instansi terkait, dan di tempat kita juga adanya alat dalam memberikan signal, dimana melalui sistem ini maka pemberitahuan kepada masyarakat lebih cepat dan mudah,”pungkasnya.

(srikandi)