Viral…Bule Cinta Bali Ini Rekam Kawah Gunung Agung Berstatus Awas, Bikin BNPB ‘Naik Pitam’

Karl Kaddouri saat melakukan perekaman di puncak Gunung Agung.

BALI – Kejadian nekad mendaki gunung api yang warganya sudah dievakuasi kembali terjadi. Kali ini di gunung Agung Kabupaten Karangasem, Bali, seorang bule bernama Karl Kaddouri mengunggah foto dan video dirinya di Facebook saat berada di puncak kawah gunung Agung, Jumat (6/10). Postingan Karl ini sudah dibagikan sebanyak 1.703 kali oleh pengguna Facebook sejak berita ini diterbitkan.

Dalam postingan Karl, mengatakan Gunung Agung dengan ketinggian 3.000 M dipermukaan laut dengan debunya ‘stratovolcano’ selang sebulan ini ‘mengganggu’ kegiatan masyarakat setempat.

Dalam postingan Karl juga menyebutkan sejak seminggu lalu sudah terjadi gempa dengan 100 getaran, dan 500 getaran dalam beberapa hari terakhir yang menunjukkan status gunung Agung saat ini. Dengan keadaan ini, sebanyak 120 orang dievakuasi dari desa yang berbeda dalam radius 12 mil.

“Status gunung Agung menciptakan peringatan dari kedutaan yang berbeda. Sejak itu, banyak warga yang melarikan diri dan terjadi pembatalan penerbangan oleh wisatawan. Hal ini sungguh sebuah kondisi yang tidak menguntungkan. Sehingga, aku sendirian di malam hari dalam hujan, di tempat parkir di kuil Pura Rapar Agung. Aku mulai dengan keluar ‘dari sona nyaman’ dan masih tidak disiplin,” ujar Karl dalam postingannya.

Tampak jelas kawah Gunung Agung.

Terpisah, Aksi nekat menerobos larangan zona berbahaya di Gunung Agung, dikecam BNPB melalui Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

“Ini jelas pelanggaran. Meski sudah tahu berbahaya dan dilarang memasuki zona berbahaya dari Gunung Agung, apalagi sampai ke puncak kawah, namun semua itu dilanggar,” Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/10) malam hari.

Sambungnya, sangat berbahaya mendaki Gunung Agung yang berstatus Awas (Level IV), karena dapat tiba-tiba terjadi letusan.

“Berbahaya bagi orang tersebut maupun bagi tim SAR jika terjadi letusan dan diketahui ada yang menjadi korban di puncak kawah. Dimana, dalam postingannya terlihat sudah ada rekahan dan asap keluar dari kawah hingga ketinggian 50-100 meter dengan tekanan rendah,” ujar Sutopo.

Pungkasnya, keluarnya asap mengindikasikan adanya pemanasan ke permukaan. Ketebalannya asap menandakan bahwa proses degassing lebih intensif. Warna putih mengindikasikan adanya dominasi air (yang dipanaskan). Sementara, suara seperti pesawat mengindikasikan tekanan yang tinggi. Air yang keluar ke kawah lewat lapangan solfatara mengindikasikan adanya gangguan hidrologis di bawah Gunung Agung akibat naiknya magma mendekati permukaan. Yang artinya sangat berbahaya berada di dekat kawah Gunung Agung,” pungkas Sutopo.(sten).