Angka Kasus Stunting Masih Tinggi di Indonesia, Felly Runtuwene Gandeng BBPOM Sosialisasi di Desa Rumoong Bawah

MANADO-Felly Estelita Runtuwene (FER) Ketua Komisi IX DPR RI bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan(BBPOM) di Manado, sebagai mitra kerja melaksanakan Sosialisasi Komunikasi Informasi Edukasi Obat dan Makanan Aman di Desa Rumoong Bawah, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan (Senin (11/9/2023).

Dihadiri ratusan warga, Ketua Komisi IX bersama BBPOM melakukan sosialisasi Komunikasi Informasi Edukasi Obat dan Makanan Aman serta masalah stunting.

Untuk kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala BBPOM di Manado Agus Yudi Prayudana.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri sekira 300 orang warga. Sebagai Ketua Komisi IX DPR RI Felly Runtuwene selalu mengingatkan soal stunting di Indonesia.

Pasalnya, berdasarkan data untuk stunting masih sangat tinggi berada di angka 27,7 persen.

Ibu Felly sapaan akrab srikandi Partai Nasdem ini, menyatakan sangat penting dan menjadi perhatian khusus guna memberikan edukasi tentang bagaimana cara untuk pencegahan stunting terhadap anak.

“Masalah stunting di Indonesia memerlukan penanganan yang tepat karena bisa menjadi salah satu ancaman serius bila tidak dilakukan tindakan pencegahan.” tegas Runtuwene, yang kembali mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI.

Dijelaskan Runtuwene, pemerintah sendiri sudah menargetkan program penurunan Stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Kita harus ingat, bicara masalah gizi buruk pada balita tidak hanya terkait masyarakat miskin tetapi juga bisa terjadi pada orang berada, karena banyak perempuan yang akan menikah sampai harus melakukan diet sehingga mempengaruhi kondisi gizi dalam tubuh kemudian pada proses kehamilan akhirnya ikut mempengaruhi gizi janin dalam kandungan dan ini problem kita sekaligus tanda awas bagi kita,” ucap Runtuwene.

“Saya memberikan apresiasi bagi Provinsi Bali yang sukses menekan angka stunting di angka 10 persen sehingga ia berharap hal ini bisa dijadikan contoh bagi daerah lain di Indonesia. Sebab target kita tahun 2024, 14,5 persen, nah di Bali referensinya sudah 10 persen, saya sampaikan bolehlah dijadikan contoh untuk provinsi lain datang kesana,”papar mantan Anggota DPRD Sulut dua periode ini.

Diakui Runtuwene beberapa faktor terjadinya gizi buruk juga disebabkan berbagai hal termasuk infrastruktur seperti ketersediaan air bersih, kondisi rumah yang tidak sehat, serta kebersihan dalam lingkungan.

Sementara itu, Kepala BBPOM di Manado Agus Yudi Prayudana, yang bertindak sebagai narasumber mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi peredaran obat dan makanan di lingkungan sekitar.

” Masyarakat juga harus berpartisipasi dan ikut mengawasi peredaran obat dan makanan termasuk kosmetik, seperti obat komix yang dicampur dengan obat obatan keras, itu sangat berbahaya,” pintanya.

Kegiatan ini juga di hadiri oleh Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara Fraksi Partai NasDem Stela Marlina Runtuwene, AMd.Sek. (mom)