Awasi Dampak Limbah di Sungai, Kadis Waworuntu : DLH Rutin Uji Laboratorium

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Manado Yohanis Waworuntu.

MANADO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Manado selaku motor pengawasan terhadap kelangsungan hidup lingkungan dan ekosistem, turut ambil bagian dalam pengawasan limbah di sungai.

Menurut Kepala Dinas LH Yohanis Waworuntu, DLH selalu tampil proaktif dalam pengawasan. Hal ini diperkuat Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya DLH Ir Herel Manajang MM yang mengatakan saat ini memang sedang dilakukan tes laboratorium air sungai di Manado. Ada beberapa sungai yang dijadikan sampel.

“Sungai Tondano, Sungai Bailang, Sario, dan Bahu sudah diambil. Kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa kandungannya. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah sungai di Kota Manado sudah tercemar atau tidak. Karena setiap tahun bangunan yang berada di pinggiran sungai itu bertambah. Ini dapat memicu perubahan kualitas air sungai,” ujarnya.

Lanjut dikatakan, jika hasil laboratorium menujukkan air sungai di Manado berbahaya, maka pihaknya bisa mengeluarkan peringatan kepada masyarakat agar tidak menggunakan air di sungai.

“Jadi ini langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah untuk memantau kandungan air sungai,” tukasnya singkat.

Sementara, pengamat lingkungan Dr Sofi Wantosen MSi mengatakan, sungai sumber material yang membuat kehidupan itu bisa terjadi dan tetap ada. Karena air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk menunjang kehidupan.

“Manfaat air itu sangat banyak. Orang akan sulit melanjutkan hidup tanpa adanya air,’’ ungkap dosen Fakultas Pertanian Unsrat tersebut.

Ditambahkannya, Manado merupakan kota yang penduduknya banyak. Sehingga sangat mungkin terjadi pencemaran sungai. Entah itu diakibatkan tidak adanya kesadaran masyarakat menjaga atau karena banyaknya bangunan-bangunan besar membuang hasil limbahnya ke sungai.

“Ini bisa memicu pencemaran air sungai. Fungsi dari sungai akan hilang apabila sudah tercemar. Padahal sungai merupakan material yang sangat penting dan harus dijaga oleh siapapun,’’ katanya.

Dia mengungkapkan, untuk menyimpulkan atau melihat sungai itu sudah tercemar atau belum tidaklah muda harus didukung data laboratorium kualitas akhir. Kemudian dibandingkan dengan baku mutu air permukaan.

“Namun ada beberapa tanda-tanda yang terlihat saat air sudah tercemar. Diantaranya warnanya berubah,  bau aneh pada air, air sudah mempunyai rasa,  dan terdapat endapan atau bahan terlarut,’’ pungkas Wantosen. (stenly).