Bersih Bukit Kasih dan Penanaman Pohon, Aksi Sapta Pesona Dispar Sulut Spektakuler

(Kepala Dispar Sulut Daniel Mewengkang saat lakukan penanaman pohon di Bukit Kasih Kanonang, Senin (14/5/2018) (foto:kandi/ML)

MINAHASA– Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Sulawesi Utara (Sulut) membuktikan kepedulian kepada masyarakat dan lingkungan dalam Aksi Sapta Pesona.

Diketahui kegiatan tersebut kerja sama Kementerian Pariwisata RI dan Dinas Pariwisata Daerah Sulut, menarik keterlibatan puluhan mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Pemerintah Kecamatan Kawangkoan Barat dan warga sekitar, Senin (14/5/2018) siang tadi.

Dengan tujuan, untuk mengimplementasikan Sapta Pesona dimana melakukan bersih-bersih di lokasi wisata, menyerahkan bantuan alat-alat kebersihan dan aksi penanaman pohon sebagai wujud kecintaan destinasi pariwisata yang sejuk.

Mahasiswa dan masyarakat saat memulai bersih-bersih sampah

Pantauan Manadoline, Aksi Sapta Pesona tepatnya di samping monumen agama-agama di Indonesia Bukit Kasih Kanonang, pihak Dispar Sulut membagikan alat kebersihan dan bibit pohon mahoni kepada mahasiswa dan masyarakat.

Dilanjutkan dengan bersih-bersih di seputaran Bukit Kasih dan penanaman pohon mahoni dekat anak tangga objek lokasi milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) itu dan langsung dipimpin Kadispar Daniel Mewengkang dimana para peserta kompak mengenakkan kaos merah dan topi hitam.

Mewengkang kepada seluruh peserta mengatakan pariwisata adalah tujuan utama meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Melihat dengan banyaknya objek pariwisata di Sulut semua itu menjadi unggulan. Aksi Sapta Pesona mengajak semuanya akan sadar wisata,”sambungnya.

Contohnya, Desa Kanonang Raya telah membuktikan sekarang bagaimana kuatnya suatu sektor dalam membangun satu daerah yang terjadi sekitaran 20 tahun lalu. Itulah pengaruh pariwisata menunjang sektor ekonomi.

“Saat ini bersama dengan Kementerian dilakukan program Aksi Sapta Pesona untuk mewujudkan pengembangan pariwisata meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,”singkat cerita Mewengkang yang mengakui warga Kanonang.

Wisata alam, budaya dan buatan serta pariwisata berbasis budaya, masyarakat dan lingkungan. Secara keseluruhan berdampak baik untuk pariwisata tetapi juga pada sektor ekonomi, politik, hukum dan lainnya.

Bukan hanya itu, Mewengkang menguraikan ketiga hal itu dalam basis masing-masing. Berbasis budaya karena segala sesuatu berdasarkan norma di masyarakat. Sehingga tidak boleh bertentangan dengan norma norma yang ada.

Lebih jauh Ia menyebut kepariwisataan berbasis masyaratat saat ini menjadi pertumbuhan ekonomi semua masyarakat. Seperti menjaga dan memelihara Bukit Kasih.

Kepariwisataan berbasis lingkungan.”Lingkungan juga, seperti tanah Bukit Kasih inilah yang harus dilestarikan dan lakukan penghijauan. Salam Pesona Indonesia: Wonderful,”tutup Mewengkang dengan nada semangat diikuti teriakan Wonderful para peserta.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dispar Sulut John Pairunan sebagai narasumber menjelaskan 7 unsur Sapta Pesona yaitu keamanan, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

“Dengan kehadiran, pemerintah mahasiswa dan masyarakat Sapta Pesona ini dapat di sosialisasikan dimanapun kita berada. Jika berhasil maka akan terwujud adanya adar wisata,”kunci Pairunan. (srikandi)