dr Bahagia: Wujudkan Keluarga Bahagia dan Sejahtera? ber-KB

Kepala Disdukcapil KB Sulut dr Bahagia Mokoagow saa membuka Advokasi Penanggulangan Komplikasi/Efek Samping dan Kegagalan ber-KB di Ruang F.J. Tumbelaka, Rabu (9/8/2017) sore (foto:Ist)

MANADO– Seluruh komponen masyarakat harus kembali menggelorakan semangat ber- Keluarga Berencana (KB). Program tersebut menurutnya menuai kesuksesan karena masyarakat ikut ambil bagian didalamnya.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan KB (Disdukcapil KB) Sulawesi Utara (Sulut) dr. Bahagia Mokoagow, M.Kes saat mengajak masyarakat secara sadar dan penuh tanggung jawab ikut berpartisipasi secara aktif dalam mendukung penuh program Keluarga Berencana.

Lanjutnya saat menyampaikan sambutan pada acara Advokasi Penanggulangan Komplikasi/Efek Samping dan Kegagalan ber-KB yang dilaksanakan di Ruang F.J. Tumbelaka, Rabu (9/8/2017) sore tadi, optimis setiap kegagalan ber-KB dapat diatasi oleh para akseptor dengan kemampuan para penyuluh KB.

“Penyuluh KB akan memberikan konseling kepada akseptor tentang penanganan efek samping dan komplikasi dari setiap metode kontrasepsi, sehingga keberhasilan program KB dapat mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera,” paparnya.

Lebih jauh, dr. Bahagia menjelaskan advokasi program KB tersebut juga searah dengan visi dan misi Pemprov Sulut di bidang kesehatan.

“Ini untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, memiliki hidup yang panjang, cerdas, bersaya saing tinggi dan berprestasi,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala BKKBN Sulut Drs. Nerius Auparay M.Si mengatakan, untuk menghindari komplikasi dan efek samping KB, peserta KB harus berhati-hati saat menggunakan alat kontrasepsi.

“Perhatikan cara kita menggunakan kontrasepsi agar tidak ada kesalahan,” ujarnya.

Oleh karenanya, Auparay juga menyebutkan tugas BKKBN untuk terus mensosialisasikan penggunaan alat kontrasepsi.

“BKKBN selalu mensosialisasikan bagaimana cara menggunakan alat kontasepsi bagi pasangan yang sudah menikah, agar masyarakat awam yang sedang dalam usia subur. Karena ini sangat berpengaruh kepada kependudukan Sulut”, tambahnya.

(srikandi/hm)