Kalalo Kecewa Dipanggil Hearing DPRD Sulut

Ratusan mahasiswa hadir dalam rapat hearing dengan pihak Fakultas Hukum.

MANADO– Niat DPRD Sulut untuk memanggil hearing pihak Unsrat, terkait  Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) berbau pelecehan seksual yang viral di media sosial, ternyata membuat Dekan Fakultas Hukum Flora Kalalo kecewa.

Ratusan mahasiswa hadir dalam rapat hearing dengan pihak Fakultas Hukum.

Hal ini diungkapkan Kalalo ketika saat hearing yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Stefanus Vreeke Runtu (SVR), Kamis (2/8/2018).

Pada kesempatan itu, Kalalo menantang DPRD Sulut
untuk membongkar ketidakberesan dan kebobrokan di Universitas Sam Ratulangi tersebut.

Terkait dengan vidio viral tersebut, Kalalo mengakui ia sudah berkomunikasi dengan beberapa anggota dewan untuk menjelaskan duduk permasalahan soal video tersebut.

“Terus terang saya kecewa. Seharusnya lembaga yang terhormat menjadi panutan bagi kami, dan  sumber curahan bagi kepentingan kami. Malah kami mendapat  undangan hearing dari lembaga terhormat ini. Pada saat Fakultas Hukum  merayakan ulang tahun ke 60 Rabu 1 Agustus 2018,”ungkapnya. .

Ratusan Mahasiswa saat berada di Kantor DPRD Sulut.

Kalalo menyatakan, video yang viral diduga sengaja dipenggal dan dipolitisasi oleh pihak-pihak tertentu.

“Sehubungan dengan vidio viral,  mahasiswa baru tidak melakukan protes. Saya harus bawa mereka hadir di hearing ini, karena mereka yang melakukan. Para mahasiswa  harus menunjukan bahwa saat ospek  tidak diancam tidak dintimidasi, tidak disiksa karena mereka menganggap hal itu hanya lucu-lucuan saja,” ungkap Kalalo.

Saat hearing, Kalalo membawa
725 mahasiswa baru, yang diangkut dengan beberapa bus dan kendaraan pribadi lainnya.

“Ingat, para mahasiswa baru ini adalah pemilih pemula. Sangat disayangkan sudah dipertontonkan seperti ini,” tutur Kalalo.

Kalalo pun  mendesak agar DPRD ikut membongkar  kasus-kasus dugaan korupsi di Unsrat .Mengapa kami yang dipanggil, coba lihat Unsrat sekarang. Mahasiswa terus melakukan aksi demo, karena kekurangan dan kebobrokan Unsrat. Ada dugaan korupsi serta  pungli,Itu yang harus dihearing lembaga DPRD, bukan kami.

Sementara itu, Ketua BEM FH Unsrat, Kris Tumbel yang ikut hadir dalam hearing meminta agar   DPRD membeberkan siapa masyarakat yang telah melaporkan masalah video Ospek tersebut.

Sedangkan dua Wakil Ketua DPRD yang hadir, Stefanus Vreeke Runtu dan Wenny Lumentut dengan tegas mengakui jika hearing tersebut harus digelar meski masalah video sudah tuntas.

“Kami harus melaksanakan hearing  karena undangan sudah dikirim walau kasusnya sudah selesai,” jelas Runtu dan Lumentut. Sambil mengakui
masyarakat pelapor harus di-off the record-kan.

“Jika memiliki bukt kuat. Kami mempersilahkan dekan FH untuk menyerahkan  kebobrokan Unsrat yang saat ini dipimpin oleh Rektor Ellen Kumaat ke DPRD Sulut. Kalau omong saja kan tidak baik,”ujar  Lumentut.

Hearing yang berlangsung pukul 15.30 dihadiri oleh Stefanus Vreeke Runtu, Wenny Lumentut , Kristovorus Decky Palinggi, Jeanny Mumek, Jems Julius Tuuk, Lucia Taroreh, Siska Mangindaan, Nori Supit dan Muslimah Mongilong. (mom)