Ketahanan Pangan Lokal di Kabupaten Kepulauan Sangihe

Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe bersama dinas terkait dan instansi lainnya, melakukan penanaman bibit holtikultura di Kampung Lenganeng Kecamatan Tabukan Utara.

Manadoline.com, Tahuna- Stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat di masa pandemi covid-19, seperti sayur-sayuran dan makanan pangan selain padi, di Kabupaten Kepulauan Sangihe, kini sudah tidak dikhawatirkan lagi oleh pemerintah. 

Karena dengan terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, seperti sosialisasi pemanfaatan lahan tidur, gencarnya bantuan bibit tanaman, serta program-program lainnya, membuat stabilitas harga bahan pangan tersebut dapat terjaga. 

Kapolres Sangihe AKBP Tony Budhi Susetyo SIK saat menyerahkan bantuan kepada para petani holtikultura.

Menjadi petani holtikultura pun saat ini menjadi tren baru. Karena selain menguntungkan dengan harga hasil panen yang cukup menjanjikan, masyarakat juga dapat memanfaatkan lahan atau pekarangan rumah mereka dengan tanaman yang menghasilkan uang. 

Menurut Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana, ketahanan pangan lokal adalah misinya sedari awal, sejak menjabat sebagai Bupati. Karena dengan ketahan pangan, Sangihe dapat menunjang perekonomian masyarakat. Sebab hasilnya dari masyarakat lokal dan dibeli masyarakat lokal itu sendiri.

Lahan tidur yang dimanfaatkan warga ataupun kelompok masyarakat di Kampung Lenganeng Kecamatan Tabukan Utara.

“Ketahan pangan lokal bukan dari masa pandemi ini saja kita lakukan. Jauh sebelumnya hal itu sudah menjadi misi saya, agar perekonomian masyarakat Sangihe dapat lebih baik lagi. Sejak awal saya lihat peluang itu, dengan menciptakan program Two Day No Rice, atau program dua hari tanpa nasi. 

Kita ajak masyarakat untuk membeli produk pangan lokal yang ada. Seperti Ubi, sagu atau tanaman holtikultura lainnya. Dengan itu perputaran uangnya tidak keluar, karena masyarakat lokal yang menjual bahan pangan, dan dibeli oleh masyarakat lokal lagi. Sehingga perekonomian masyarakat Sangihe dapat meningkat,” kata Bupati. 

Bupati saat panen tomat di Kampung Lenganeng Kecamatan Tabukan Utara.

Dirinya pun merasa senang, karena di masa pandemi covid-19 ini, Kabupaten Kepulauan Sangihe tidak lagi bergantung sepenuhnya oleh pasokan bahan holtikultura atau bahan pangan selain beras dari daerah lain khususnya dari Kota Manado. 

“Kita tidak lagi bergantung sepenuhnya dari pasokan luar daerah atau dari Kota Manado. Saya juga merasa senang, karena menjadi perani holtikultura kini sudah jadi trend baru di kalangan masyarakat. Ada pemasukan lain yang mereka dapatkan, selain dari hasil kopra atau pun cengkih,” ungkapnya. 

Bupati bersama Ibu saat panen cabai beberapa waktu yang lalu.

Namun, bisa dititik sekarang ini bukanlah hal yang mudah. Perlu proses yang harus dilalui hingga berada pada kondisi saat ini. Yakni kondisi dimana Sangihe memiliki banyaknya ketambahan petani baru. 

“Dengan gencarnya sosialisasi yang diberikan oleh dinas terkait, seperti Dinas Pertanian. Juga bantuan-bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah daerah maupun pihak lainnya, seperti dari Bank Sulut Go atau pun instansi lain, menjadikan ketahanan pangan lokal di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat terwujud,” jelasnya. 

Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana.

Harapan pun tak lupa Bupati sampaikan, dimana dirinya berharap kondisi saat ini dapat berlangsung hingga seterusnya. Menjadikan Sangihe, lumbung penggasil holtikultura. Bukan hanya untuk masyarakat Sangihe saja, tapi juga bisa untuk masyarakat di daerah lainnya. 

“Saya berharap stabilitas harga holtikultura atau bahan pangan lokal seperti Ubi atau pun sagu dapat seterusnya terjaga di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Bahkan hasil holtikultura atau bahan pangan kita di Sangihe dapat dikirim ke luar daerah Sangihe,” pungkasnya. (Zul)