
SULAWESI UTARA (Sulut) buktikan kepada Indonesia dapat mempertahankan keadaan masyarakat hidup rukun, adil dan makmur meskipun terdiri dari suku dan agama yang berbeda-beda.

Hal ini dikatakan Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla (JK) saat membuka kegiatan Pekan Kerukunan Nasional 2017 dan Global Christian Youth Conference di Manado, sebelumnya bertandang ke Wisma Negara Bumi Beringin, juga akan dilanjutkan ke Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado untuk berikan kuliah umum, Minggu (23/4/2017).

“Tujuan berbangsa untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Ini harus disertai kerja keras dan kedamaian, harus hidup rukun dengan sesama,”katanya.
Jusuf Kalla juga mengapresiasi Gubernur Sulut Olly Dondokambey, dimana dapat mempertahankan keadaan Sulut hidup rukun meskipun terdiri dari suku dan agama berbeda-beda.

“Saya memberikan penghargaan kepada gubernur. Dunia selalu menghargai Indonesia dengan kerukunan agamanya. Walaupun dengan suku yang berbeda-beda kita tetap bersatu,”imbuhnya.

Meskipun demikian, Kalla mengakui masih adanya penghalang kecil yang berusaha mengganggu perdamaian. Namun itu semua dapat diatasi. Sering ada riak-riak tetapi kita tetap bersatu. Terpenting kita semua harus mengormati perbedaan.

Selain perbedaan, masyarakat juga memiliki kepercayaan yang tidak dapat dibantah lagi. Kita juga memiliki persamaan yaitu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,”terang Wapres JK.

Senada dengan itu Gubernur Olly Dondokambey mengatakan, meskipun dalam kemajemukan, kehidupan masyarakat Sulut hingga saat ini berjalan dengan rukun dan damai.
Suasana kondusif ini adalah buah dari tingginya kesadaran masyarakat untuk selalu hidup berdampingan satu dengan yang lain dalam kerukunan,”katanya.

Diketahui, kegiatan Nasional tersebut dihadiri Sekretaris Jenderal World Student Christian Federation (WSCF) Jurgete Necta Montes Rokas, Wakil Gubernur Steven Kandouw, Ketua TP-PKK Sulut Ir. Rita Tamuntuan, Wakil Ketua TP-PKK dr Kartika Devi Tanos, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Sekdaprov Edwin H. Silangen, Ketua Sinode GMIM Pdt. Dr. HWB Sumakul, Uskup Mgr. Joseph Suwatan dan Jajaran Forkopimda Sulut.
Olly juga memuji peranan pihak TNI dan Polri selalu cepat tanggap, pro aktif dalam menangani gangguan stabilitas keamanan, merespon dan meredam isu-isu tidak baik sehingga keadaan Sulut selalu damai.
Tidak hanya itu, menurut orang nomor satu di Sulut ini juga mengatakan terciptanya keadaan Sulut rukun dan damai karena masyarakat selalu berpegangan pada falsafah yang berguna yakni “Si Tou Timou Tumou Tou, empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara juga semboyan Torang Samua Ciptaan Tuhan,”tutup Gubernur Olly.
(Advetorial/Biro Protokol Kerja Sama Komunikasi Publik Pemprov Sulut)