Lebaran Ketupat Tidore Ramai Seperti Mall Ibu Kota. Dan Ini Perspektifnya Dari Konteks Ekonomi

Bupati, Wakil Bupati beserta Istri, Kapolres, Danlanal, mewakili kejaksaan, Lurah Tidore dan panitia Lebaran Ketupat Kabupaten Kepulauan Sangihe. Foto Hendra Soleman.

Tahuna- Masyarakat Kelurahan Tidore Rabu (12/6) malam, mengadakan acara Lebaran Ketupat yang dibuka langsung oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana dan Wakil Bupati Helmut Hontong SE, Danlanal, Kapolres, perwakilan Kejaksaan Negeri dan Forkopimda Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Setelah laporan ketua panitia, ceramah hikmah lebaran dan penyerahan piala perlombaan lampu hias dan kata sambutan, bupati beserta rombongan pun dipersilahkan makan di meja yang telah disiapkan oleh panitia. Lalu selanjutnya berjalan sambil berjabat-tangan ke stan-stan atau rumah-rumah warga yang turut menyediakan makanan malam lebaran ketupat itu. Dimulai dari RT 5 – RT 11 putar ke RT 1 dan berakhir di RT 3.

Bupati dan rombongan santap bersama setelah pembukaan acara. Foto Hendra Soleman.

Pantauan media ini, acara lebaran ketupat yang diadakan oleh warga Tidore ini layaknya seperti sebuah bazar acara-acara besar. Pun sama seperti ramainya Mall-mall yang ada dikota besar. Karena ada ratusan warga yang bukan warga Tidore saja, ikut hadir hilir mudik menikmati suasana lebaran ketupat.

Ada yang beralasan datang karena diundang makan oleh sanak-saudaranya, teman sekelas atau satu kantor, atau ada yang hanya datang untuk menikmati keramaian acara itu saja. Mereka asyik berjalan sambil bersenda-gurau bersama teman, keluarga, pacar atau sekedar cuci mata melintasi rumah-rumah warga atau stan RT yang ada ditengah jalan.

Keramaian malam Lebaran Ketupat. Foto Hendra Soleman.

Luarbiasa ramainya acara ini, bahkan ramainya mall tak sebanding dengan ramainya kegiatan ini. Padahal di kegiatan ini tidak menghadirkan artis ibu kota maupun artis lokal, atau menyuguhkan produk-produk promo spesial. Seperti promo makanan restoran, minuman, atau produk-produk elektronik dan kendaraan baik itu mobil atau motor lengkap bersama sales-sales cantik yang kerap dipajang untuk menarik massa untuk hadir datang berkunjung di mall. Tanpa kesemuanya itu warga lain tersebut tampak antusias mengikuti acara lebaran ketupat warga Tidore ini.

“Dari setiap tahunnya lebaran ketupat ini diadakan, ya memang seperti ini suasananya. Ramai seperti pasar malam atau bazar, karena banyak yang datang atas undangan makan dari teman-temannya atau saudaranya. Dan sudah jadi hiburan, tradisi dan budaya bagi masyarakat Sangihe dari yang muda sampai yang tua.”ungkap salah satu warga kepada media ini disela-sela acara.

Suasana keramaian malam Lebaran Ketupat

Media ini akui bahwa kegiatan yang dipanitiai oleh kumpulan anak-anak muda Tidore ini terbilang sangat sukses. Dan tentu saja suksesnya acara ini sebanding dengan kerja keras panitia atau sumbangsih dari setiap warga Tidore itu sendiri. Baik itu sumbangan waktu, pikiran, tenaga, bahkan materi.

Tak sedikit uang yang mereka keluarkan untuk mensukseskan acara tersebut, atau untuk menyediakan makanan kepada siapa saja yang  mau makan dimeja depan rumah atau stan yang mereka sediakan tanpa mengenal saudara, teman atau lainnya tanpa paksaan siapapun. Setelah hal yang sama mereka lakukan di saat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.

Terkait hal diatas, media ini mencoba mengkonfirmasi Kepala Bagian Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sangihe Johanis E H Pilat tentang bagaimana lebaran ketupat ini sebagai salah satu faktor penggerak ekonomi khususnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Menurutnya, jelas disetiap hari-hari besar agama sendi-sendi perekonomian didaerah tersebut akan bergerak meningkat.

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sangihe Johanis E H Pilat.

“Semua agama baik Nasrani, Hindu, Budha dan Islam pasti mempersiapkan segala sesuatunya dihari besarnya masing-masing. Ada motivasi untuk dia bekerja menyediakan simpanan, tabungan untuk perayaan hari besar keagamaannya. Positifnya dia produktif menyiapkan anggaran biaya.”ujar Pilat.

“Realnya secara ekonomi ini sangat multidimensi. Banyak pihak yang merasakan manfaatnya, misalnya pedagang ikan, daging, sayur dan bahan pokok terstimulir. Secara umum perayaan hari besar keagamaan justru menjadi kacamata melihat potensi ekonomi masyarakat baik ekonomi rumah-tangga, perdagangannya, ekonomi pasar dan jasa bergerak. Pandangan kami itu positif mendorong pergerakan ekonomi daerah.”pungkasnya.

Diakhir tulisan ini, media ini berharap kedepannya kegiatan ini lebih meriah lagi. Mungkin dengan persiapan yang lebih lama, dengan ide-ide yang lebih luas lagi. Karena di awal pembentukan kepanitiaan, media ini sempat mendengar ada pro-kontra tentang akan dilaksanakan atau tidaknya kegiatan ini. Dan tentunya sedikit banyaknya mempengaruhi kesiapan kegiatan tersebut.

Akhirnya media ini ucapkan selamat kepada para panitia serta pihak-pihak terkait yang telah menjadikan Malam Lebaran Ketupat menjadi malam spektakuler bagi warga Kabupaten Kepulauan Sangihe. Salut!!!.