Muhammadiyah Tetapkan, 1 Ramadan 1438 H Jatuh Pada 27 Mei 2017

Maklumat PP Muhammadiyah soal penetapan Ramadan

 

Maklumat PP Muhammadiyah soal penetapan Ramadan 1438 H

PIMPINAN Pusat Muhammadiyah mengumumkan 1 Ramadan 1438 H pada 27 Mei 2017 dan 1 Syawal 1438 H pada 27 Juni 2017.

Penetapan itu berdasarkan hisab wujudul hilal yang menjadi pedoman, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan 1438 H.

Selanjutnya PP Muhammadiyah menerbitkan edaran maklumat No. 01/MLM/I.0/E/2017.

“Posisi hilal jelang ramadan berada pada 7 derajat. Dalam posisi itu, di seluruh wilayah Indonesaia saat matahari terbenam, bulan berada di atas ufuk,” ungkap Sekretaris Umum PP Muhammdiyah Abdul Mu’ti sebagaimana dilansir dari Liputan 6.

Menurutnya, hal ini sama dengan penetapan awal Idul Fitri 1 Syawal 1438 H. Lebaran akan jatuh pada 25 Juni 2017.

“Tanggal 1 Syawal 1438 jatuh pada Ahad, 25 Juni 2017, penetapan Idul Fitri ini berdasarkan wujudul hilal yang sudah berada di atas 4 derajat,” paparnya.

Ia beraharap agar hari Ramadhan ini akan bersamaan dengan pemerintah. Meskipun beda sistem dalam menggunakan penetapan, tetapi diyakini posisi hilal sudah tinggi.

“Kemungkinan akan sama dengan pemerintah. Karena kan posisi hilal saat itu berada di sekitar 7 derajat. Sudah tinggi. Nah pemerintah walaupun menggunakan rukyatul hilal biasanya di atas 4 derajat itu sudah masuk rukyat (terlihat), bahkan ada pendapat kalau 2 derajat, sudah rukyat,” jelas dia.

Meski telah terlebih dulu menentukan hari sakral itu, pihaknya bakal menghadiri sidang isbat yang digelar pemerintah untuk menentukan hari besar Islam.

“Tetapi ada syaratnya, seperti sidang isbat tidak disiarkan langsung oleh media. Kemudian jika terjadi perbedaan pendapat, harus dimasukkan ke dalam pertimbangan pengambilan keputusan agar tidak ada pendapat kelompok tertentu yang merasa diabaikan,” katanya.

“Jika ada perbedaan merayakan Idul Fitri, pemerintah harus menegaskan bahwa masyarakat tetap berhak menggunakan fasilitas publik. Pernah kejadian, saat hari raya pemerintah tidak meliburkan aktivitas sekolah Muhammadiyah Padahal perayaan itu kan bagian dari keyakinan,” pungkasnya. (anto/lip6)