SLB Masuk Nominasi KPS Tingkat Nasional

(Sekolah Lingkungan Bitung masuk nominasi tingkat nasional)
(Sekolah Lingkungan Bitung masuk nominasi tingkat nasional)

BITUNG – Meski tergolong baru, Sekolah Lingkungan Bitung (SLB) mampu berkompetisi di tingkat nasional. Buktinya, SLB yang dipimpin Kepala Sekolah, Ny. Khouny Lomban Rawung itu, masuk nominasi Kelompok Peduli Sungai (KPS) terbaik tingkat nasional, pada kegiatan Wirakarya Nasional Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air, yang dirangkaikan dengan Hari Pendidikan Nasional, yang dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat di Graha Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, Rabu (02/05/2018).

Kegiatan yang dibuka Kepala Pengembangan Sumber Daya Manusia Loli Marlina Martief PUPR mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat, mengisyarakat kurangnya kepedulian masyarakat akan pentingnya air. “Indonesia merupakan negara ke 5 yang kaya dengan air karena dalam setahun produksi air Indonesia diteliti sebanyak 3,5 milyar kubik namun hanya 30 persen dari produksi air itu yang dimanfaatkan,” Ujar Loli, menambahkan jika total aset dari sumber daya air untuk pengelolaan sungai, bendungan, dan lainnya sebasar 302,17 triliun sampai tahun 2019.

Kepala Sekolah Lingkungan Khouny Lomban Rawung, mengaku jika KPS yang ada di Pulau Jawa sudah banyak yang berinovasi merawat sungai. “Memang tujuan kami kemari bukan untuk lomba tapi tukar pemikiran soal pengelolaan sungai yang baik dan apa yang bagus disini akan dibawa pulang ke Bitung,” ungkap Rawung sembari menjelaskan, Sekolah Lingkungan Bitung sendiri dimediasi oleh pihak Balai Sungai Wilayah Sulawesi 1 sebagai pemenang KPS tingkat Provinsi Sulut.

Diapun menambahkan jika saat ini perlu dilakukan pembenahan mendalam bidang sungai karena ini adalah salah satu potensi bencana besar bagi Indonesia, apalagi kurangnya kesadaran masyarakat.

Semengara Tantri Anggraini, selaku staf Kementerian PUPR mengaku terkejut saat mengetahui jika Kepala Sekolah Lingkungan Bitung istri dari Wali Kota Bitung. “Sungguh saya tidak percaya jika beliau adalah istri walikota sebab selain gayanya seperti peserta pandangan beliau soal lingkungan sangat mumpuni,” kata Tantri.

Bahkan masih menurut Tantri, first lady Bitung itu sempat diinapkan se kamar dengan peserta putri lainnya. “Nanti setelah ada pemberitahuan dari pihak BWS Sulut barulah kami memaksa agar beliau pindah ke kamar sendiri, sebab bagaimanapun itu adalah istri pejabat nagara,” tandas Tantri.(hry)