Sosok Albert, 31 Tahun Jadi Petugas Palang Pintu Lapas di Ujung Karir

Adri Albert Rumajar bersama Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw. (foto:ist)

MANADO – Penjara atau dalam istilah yang diperhalus Presiden RI pertama Ir Soekarno seperti lembaga pemasyarakatan sering menghubungkan pandangan orang tentang situasi yang menakutkan, garang dan keras. Tapi bukan mustahil kita menemukan sosok yang familiar dan menunjukan rasa hormat kepada warga binaan.

Adalah sosok Adri Albert Rumajar, staf Kepala Pengamanan Lapas Klas IIA Manado. Pria yang sudah bertugas selama 31 tahun plus enam bulan di posisi yang tak tergeserkan.

Menjadi palang pintu pengamanan lapas, Pak Ade sapaan harian Adri Albert Rumajar ini, mesti menunjukan dua karakter kuat, humor sekaligus tegas tanpa kompromi.

“Kita melayani dan mengelola rumah narapidana dari berbagai jenis dan masa hukuman. Mereka datang dari karakter dan latar belakang berbeda. Nah butuh ketegasan tapi juga humor yang membangun rasa hormat pada nilai kemanusiaan,” tutur Pak Ade usai menerima penghargaan Satya Karya dari Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw dalam peringatan HUT ke-74 RI, Sabtu (17/8/2019) di Lapas Manado.

Di masa karya sejak Maret 1988, suami Dortje Budiman ini mengisahkan, butuh keseimbangan mental saat menangani aneka persoalan yang berkaitan dengan napi. Memburu napi yang melarikan diri misalnya, atau warga binaan yang berseteru tetap menegakan unsur HAM. Tak jarang ia menjadi tempat sejumlah warga binaan mencurahkan isi hati.

“Kadang saya dibilang suka teriak tapi begitulah. Pada prinsipnya, keamanan lapas itu datang dari cara petugas bertindak secara terukur. Kita menegakan aturan, tanpa mengamputasi hak-hak warga binaan,” ungkap petugas yang pernah menerima penghargaan PMI karena telah mendonorkan darah selama lebih dari 75 kali.

Pak Ade, terhitung 1 September 2019 memasuki masa purnatugas. Bakal pensiun dengan pangkat Penata 3C, ayah David Rumajar, Allan Rumajar dan Jessica Rumajar ini tetap bersyukur. Lebih dari tiga dekade atau di jaman empat presiden ia menggondol segudang prestasi di bidang olahraga dan kepegawaian.

“Saya tidak merinci lebih detil tentang penghargaan yang didapat. Tapi saya syukuri, di penghujung karir, saya masih kuat dan sehat. Tiga puluh tahun menanam kejujuran, tanggung jawab dan kerja keras, itu menjadi modal di purnatugas. Terima kasih untuk institusi dan keluarga yang sudah menyokong saya selama puluhan tahun,” tandas Pak Ade. (ml)