Terjadi di Kawasan Megamas, Diduga Dokter Muda Anak Pejabat Pertanahan Tabrak Dua Mahasiswa

MANADO-Dua mahasiswa berinisial CSM dan NK di Kota Manado harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit. Setelah keduanya mengalami korban lakalantas terjadi di Kawasan Megamas, Jumat (22/9/2023) yang diduga melibatkan anak pejabat pertanahan di Bolaangmongondow Selatan.

Lokasi Lakalantas, petugas kepolisian sementara di lokasi TKP.

Informasi yang dirangkum, kejadian ini terjadi di dalam Kawasan Megamas, tepatnya di simpang empat Mega Mall, Mer 99 dan Multi Mart sekitar pukul 15:00 Wita.

Diduga pelakunya berinisial AH berprofesi sebagai dokter muda disalah satu rumah sakit di Kota Manado.

Akibat tabrakan tersebut kedua korban mahasiswi mengalami patah tulang dan luka-luka dan sempat dirawat di rumah sakit.

Kasus lakalantas yang kini sementara ditangani Sat Lantas Polresta Manado tersebut bermula saat mobil Terios putih yang dikendarai AH mencoba mendahului mobil lainnya yang sudah dalam keadaan berhenti, karena kedua korban yang mengendarai motor meminta jalan untuk berbalik arah di persimpangan di kawasan Mega Mall dan Multi Mart di Kawasan Megamas.

Mobil Terios putih itu malah mengambil jalur sebelah kiri dan melewati mobil yang sudah berhenti. Alhasil, kecelakaan tidak terelakan sehingga menyebabkan kedua mahasiswi tersebut terjatuh bahkan terlempar dan mengalami luka serius.

Kasus ini lantas dilaporkan LP Nomor: LP/B/1191/IX/2023/SPKT/POLRESTA MANADO/POLDA SULAWESI UTARA, oleh pelapor atas nama Oktaviana Satria Mundung yang mewakili keluarga korban.

Kasat Lantas Polresta Manado Kompol Yulfa Irawati mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait kasus ini.

“Laporannya sudah ada. Sekarang kami masih akan mendalaminya,” ungkap Kompol Yulfa, Rabu (27/9/2023).

Mirisnya, pengakuan keluarga salah satu korban berinisial CSM pada Rabu 27 September 2023 kemarin, pihak keluarga kecewa terkait tidak adanya itikad baik pelaku terhadap korban CSM yang mengalami luka-luka.

“Pasca tabrakan adik kami merasa pusing dan kepala sering sakit. Maka dari itu, kami mengambil tindakan untuk membawanya ke rumah sakit karena khawatir dengan kondisi adik saya,” ungkap kakak korban.

Bahkan, setelah ditabrak korban sempat melakukan CT Scan dengan status masih pasien umum di rumah sakit.

Tak hanya itu, keluarga juga merasa keberatan ketika mereka mencoba berkomunikasi dengan orang tua terlapor responnya dengan tidak baik.

“Keluarga terlapor hanya meminta mengirimkan struk dari pengobatan ST Scan. Dan ketika hendak diminta untuk bertemu, orang tua terlapor selalu beralasan sibuk,” ujarnya.

Keluarga korban CSM kini menunggu itikad baik pelaku AH untuk bertemu dan meminta maaf kepada korban dan keluarga. (mom)