Turis Yordania Serbu Desa Budo, Nginap di Homestay, Janji Akan Balik Boyong Keluarga

MANADO – Setelah di akhir November-Desember 2021, 20 homestay berada di Budo kedatangan tamu mahasiswa Polimdo Jurusan Pariwisata sebanyak 120 mahasiswa menginap sebagai bagian dari program merdeka belajar melalui mata kuliah Pengantar Industri Pariwisata.

Kali ini Budo kedatangan turis dari Yordania sejak 2 Juli 2022. Mereka datang melihat langsung keindahan Desa Budo, dan kehidupan masyarakatnya. Ini merupakan kali pertama bagi turis asing yang tidak hanya jalan-jalan, tetapi juga menginap di Homestay.

Desa Budo diketahui merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.

Menurut Mina Pontoh pemilik ‘Gizel Homestay’, dirinya bangga dan senag karena pelatihan pengelolaan Homestay yang didapatkan dari para trainer di ILO-Polimdo, mampu dia praktekan walaupun masih kurang lengkap fasilitas yang disediakan.

‘’Setidaknya sudah ada hasilnya, ada tamu dari Yordania boleh menginap selama 2 hari di homestay kami. Para tamu mengakui senang dan berjanji akan datang kembali, dan mengajak teman-teman lainnya untuk datang ke Desa Budo,’’ katanya.

Data yang diperoleh dari Pengelola Bumdes, turis tersebut berkebangsaan Yordania bernama Ameen Omari bekerja sebagai Chef di Maldives. Hal yang istimewa, ada sepucuk kertas dengan tulisan tangan yang ditinggalkan tamu tersebut, ditulis dalam dua Bahasa English-Arab.

Isi surat itu mereka disampaikan, Desa Budo merupakan salah satu tempat terbaik yang ada di Indonesia karena masyarakatnya yang begitu ramah, mereka tidak akan lupa, akan datang lagi ke keluarganya yang kedua. 

Ditambahkan Mina, dalam penyediaan makanan, disajikan juga kue tradisional Ongol-Ongol dibuat dari Sagu, untuk para tamu, “Ini berbeda dan sangat enak,” tutur tamu turis kepada Mina.

Direktur Bumdes, Hani menyampaikan, sangat senang karena ini kali pertama tamu asing datang dan nginap di Homestay yang ada di Desa Budo.

‘’Sangat berterima kasih ke ILO dan juga Polimdo yang sudah membekali kami dengan pelatihan Pengelolaan Homestay, dan kami bisa mempraktikannya di desa,’’ ungkap Hani.

Ditambahkannya, untuk biaya menginap di homestay harga yang ditawarkan sebesar Rp250.000, sudah termasuk makan pagi.  Selain itu setiap tamu yang datang diajak menanam mangrove, sebagai bagian dari edukasi wisata, dan juga dukungan bagi Keberlanjutan Lingkungan, Save Mangrove-Save Earth, tuturnya.

Menurut PIC Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir ILO-Polimdo untuk Desa Budo, Benny Towoliu, menyampaikan Pelatihan Green Homestay merupakan bagian program utama yang diberikan ILO-Polimdo disamping ada juga program lainnnya.

Masyarakat tidak hanya mendapatkan pelatihan, namun juga mendapatkan pendampingan dari ILO-Polimdo, namanya ATS (After Training Supported) yang dilakukan oleh para trainer setiap bulan selama program ini dijalankan yaitu 2 tahun durasi waktu kerjasama ILO-Polimdo.

‘’Pak Hani juga adalah trainer khusus Pengeloloan Green Homestay, dia mendapatkan Sertifikat Trainer setelah mengikuti ToT dari ILO-Polimdo melalui INDECON (INDONESIAN ECOTOURISM NETWORK) yang dilatih langsung oleh Pak Ari Suhandi dan team selama 5 hari di Peninsula Hotel Manado pada bulan Feb 2021 lalu,’’ kata Benny.

Jadi jangan heran, Hani sering diundang untuk jadi pembicara pada beberapa pelatihan pengelolaan homestay yang dilaksanakan oleh Dis-Par Minut. ‘’Karena beliau mampu mempraktikan di desa asalnya Budo, sehingga secara pribadi saya mengatakan bahwa Pak Hani sudah kompeten dibidang itu,’’ pungkas Benny. [*/anr]