Wagub Kandouw: Tahun Baru Imlek 2569 Dirayakan Semua Masyarakat

(Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw bersama istri dr Kartika Devi Tanos MARS didampingi Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Wakil Walikota Manado Mor Bastian, Ketua DPRD Manado Nortje Van Bone saat menghadiri Perayaan Malam Pisah Sambut Tahun Baru Imlek 2568/2569, di kompleks Klenteng Ban Hin Kiong Kampung Cina, Manado, Jumat (16/2/2018) (foto: fanepage Fb Mor) 

MANADO– Perayaan Tahun Baru Imlek 2568/2569 tepat hari ini Jumat (16/2/2018). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) melalui Wakil Gubernur Steven Kandouw mengatakan hormati umat Tridharma yang merayakan Imlek. Umat tak boleh eksklusif tapi harus inklusif.

Hal ini ditegaskan Kandouw saat menghadiri Perayaan malam pisah sambut Tahun Baru Imlek 2568/2569
sekira pukul 00.01, Jumat (16/2/2018) di kompleks Klenteng Ban Hin Kiong Kampung Cina, Manado.

Perayaan Tahun Baru Imlek kini tidak saja milik umat Tridharma, akan tetapi sudah menjadi milik masyarakat luas. “Mari kita hormati umat Tridharma yang merayakan Imlek. Umat tak boleh eksklusif tapi harus inklusif,”terangnya.

Lebih jauh, Ia mengartikan Imlek harus dirayakan semua masyarakat, tak hanya jadi milik umat Tridharma saja,”Saya hormati terhadap tradisi perayaan keagamaan umat Tridharma yang kini sudah menjadi kebudayaan warga keturunan Tionghoa, malahan kini sudah menjadi milik warga Manado,”ucap Kandouw.

Tradisi Imlek ini harus terus dijaga dan dilestarikan serta bisa mempersatukan masyarakat, bahkan mempererat kerukunan,”pungkasnya.

Diakhir sambutan, Wagub menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek 2569 dari Pemerintah Provinsi Sulut kepada Umat Tridharma se-Sulut.

Ketua DPRD Sulut yang juga Ketua Panitia Perayaan Imlek Andrei Angouw, mengatakan, perayaan Imlek saat ini terus dirayakan oleh warga keturunan Tionghoa dengan latar belakang agama. Ia beralasan, perayaan Imlek kini sudah menjadi tradisi dan budaya warga Tionghoa.

“Karena Imlek sudah menjadi tradisi dan budaya warga keturunan Tionghoa, maka sekalipun mereka saat ini berlatar agama berbeda, namun Imlek tetap mereka rayakan,”tutur Andrei seraya berharap Imlek 2569 dengan tahun anjing tanah, keberuntungan dan rejeki bisa diperoleh masyarakat daerah ini, terlebih dalam menghadapi tahun politik agar masyarakat diberi rasa aman, nyaman dan tenteram.

Senada dengan itu, Wakil Walikota Manado Dominus Mor Bastiaan berharap perayaan Imlek terus dirayakan karena sudah masuk dalam kalender pariwisata Kota Manado.

“Untuk itu, Pemkot Manado memberi support terhadap perayaan Imlek hingga perayaan Cap Go Meh atau Goan siau yang dikenal luas masyarakat Manado dengan toa pe kong,” ujar Mor Bastian.

Seperti pantauan media ini, Perayaan Tahun Baru Imlek terlihat begitu meriah. Ribuan warga memadati komplek kampung cina yang menjadi pusat Pecinan Manado, dimana berdiri Klenteng paling tua Ban Hin Kiong di Kota Manado dan Klenteng Kwan Kong.

Selama lima menit letusan kembang api meramaikan langit Manado. Petasan dipasang dari panggung utama maupun dari Klenteg Kwan Kong, Manado.

Sebelumnya, para pemuda, siswa persekolahan Tridharma Manado dan sejumlah perguruan bela diri Umat Tridharma menyuguhkan atraksi Barongsai, Kung Fu, Lion Dance, Tari Budhis, dan sejumlah atraksi yang dikemas dalam memeriahkan malam pisah sambut tahun baru Imlek 2568/2569.

Perayaan Imlek memasuki Tahun Anjing Tanah, dihadiri Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw dan istri, Kapolda Sulut Irjen Pol Drs Bambang Waskito bersama keluarga, Wakil Ketua DPRD Sulut Wenny Lumentut SE, Kakanwil Agama Sulut, Ketua DPRD Kota Manado Nortje van Bone, Kapolresta Manado, para tokoh lintas agama, Forkopimda, para tokoh muda, umat Tridharma dan ribuan masyarakat Kota Manado dan sekitarnya.

(srikandi/Fer.A)