Yayasan Pohuli Ilmu Ilomata Gorontalo di Sangihe, Ingatkan Masyarakat Jauhi Faham Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi

Manadoline.com, Tahuna- Aktivitas Terorisme di Negara Kesatuan Republik Indonesia masih saja terjadi. Dibuktikan dengan Densus 88, menangkap tiga orang yang diduga sebagai anggota kelompok Terorisme Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah beberapa waktu lalu. 


Terorisme sendiri berjalan beriringan dengan faham Radikalisme dan Intoleransi, yang acap kali juga masih dipraktikkan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab dengan dalih agama. 
Khususnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe bibit-bibit sikap Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi tidak terjadi meski daerah ini berbatasan dengan Negara Philipina. 


Persatuan dan kesatuan yang kuat, selaras dengan dukungan para pemuka agama yang selalu mengajarkan kepada, setiap jamaah/jamaat untuk tidak melakukan aksi terorisme, bertidak radikal dan intoleran sesama warga masyarakat meski berbeda keyakinan. 

Pimpinan Yayasan Pohuli Ilmu Ilomata Gorontalo di Kabupaten Kepulauan Sangihe Hamsir Saide.


Hal ini disampaikan Pimpinan Yayasan Pohuli Ilmu Ilomata Gorontalo Kabupaten Kepulauan Sangihe Hamsir Saide, Jumat (14/01/2022). Dikatakannya, sebaiknya sebagai warga Indonesia selalu mengedepankan sikap saling hormat-menghormati. 


“Saya bersama seluruh pengurus dan anggota Yayasan Pohuli Ilmu Ilomati Gorontalo di Kabupaten Kepulauan Sangihe, menolak keras adanya Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi. Kami juga menganggap pelaku Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi adalah musuh negara,” ujarnya. 


“Pihak-pihak instansi negara seperti TNI-Polri khususnya Densus 88 sudah bekerja dengan baik, dalam mengamankan para pelaku atau kelompok yang diduga melakukan aksi Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi,” sambungnya. 


Dijelaskannya, sikap terorisme, radikalisme dan Intoleransi adalah sebuah perilaku yang tidak baik. Dimana jika hal itu terjadi di Kabupaten Kepulauan Sangihe, sudah pasti para pelakunya akan berhadapan dengan para tokoh-tokoh agama dan masyarakat Sangihe. 


“Syukur alhamdulillah, di Kabupaten Kepulauan Sangihe perilaku itu tidak terjadi. Meski begitu kami selaku tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat Sangihe sendiri, selalu mengajak kepada para jamaah/jamaat baik di rumah ibadah dan setiap kegiatan selalu mengingatkan masyarakat untuk menjunjung tinggi sikap toleransi,” tegasnya. 


Dirinya pun meminta kepada seluruh masyarakat Sangihe agar tidak terprovokasi oleh hasutan-hasutan orang yang tidak bertanggungjawab, atau tidak mempercayai berita-berita di media sosial yang bisa memicu terjadinya tindakan terorisme, radikalisme dan intoleransi. 


“Sebaiknya berita-berita di media sosial harus disaring terlebih dahulu, jangan mempercayai berita-berita hoax atau tidak benar, yang sampai membuat kita menjadi sosok pelaku teroris, radikalis dan intoleran. Jika menemui ada orang-orang yang memprovokasi dan menghasut kita untuk berperilaku menjadi teroris, radikal dan intoleran, secepatnya melaporkan kepada pihak berwajib. Jangan sampai memecah-belah persatuan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang kita cintai ini,” pungkasnya.