Digigit Anjing, Anak Asal Mitra Tewas Diduga Terserang Virus Rabies, FER Minta Pemerintah Segera Turun Tangan

MANADO-Terkait Video viral seorang anak kecil yang meronta kesakitan dalam kondisi diikat kaki tangan saat di Puskesmas Tombatu, Rabu (13/7/2022) pekan lalu. Karena diduga terkena virus rabies akibat gigitan anjing, mendapat perhatian serius dari Ketua Komisi IX DPR RI Felly E Runtuwene (FER).

Felly Runtuwene

Kepada wartawan, Felly Runtuwene saat berada di Kota Bitung menyatakan, keprihatinannya akan peristiwa yang dialami seorang anak meninggal akibat gigitan anjing.

“Saya sangat prihatin, seharusnya peristiwa yang terjadi di Minahasa Tenggara itu tidak akan terjadi. Vaksin rabies jangan pernah habis baik itu di Puskesmas maupun di Rumah Sakit. Bisa gunakan Biaya Oprasional Kesehatan (BOK) jika vaksin itu tidak ada yang penting bisa dipertanggungjawabkan,”tegas FER.

Runtuwene pun mengingatkan pemerintah daerah Kabupaten/Kota untuk secepatnya turun tangan dalam mengatasi wabah rabies tersebut.

“Pemerintah daerah, bupati, wali kota agar memperhatikan masalah rabies ini. Segera perintahkan Dinas Kesehatan yang ada di 15 Kabupaten/Kota  bersama Dinas Pertenakan untuk segera menyuntik anjing-anjing yang berkeliaran. Agar peristiwa yang dialami anak di Mitra tidak terjadi lagi. Ini bukan kasus yang pertama sudah pernah terjadi di Minsel, sangat disayangkan bisa kembali terjadi di Mitra,” papar mantan Anggota DPRD Sulut ini.

Atas peristiwa yang terjadi di Mitra tersebut, Ketua Komisi IX DPR RI ini langsung menelpon Dirut RSUP Manado agar segera turun tim ke Mitra untuk membantu keluarga korban.

“Sesuai laporan ibu dari anak yang sudah meninggal ini sempat digigit oleh korban. Maka perlu ada penanganan khusus ke pihak keluarga korban,”tegas Runtuwene.

Diketahui kasus ini berawal, ketika anak yang terkena virus rabies ini dibawa ibunya ke Puskesmas  Tombatu.

Dan dari penjelasan  Kepala Dinas Kesehatan, dr Helny Ratuliu , hasil observasi pada saat di Puskesmas Tombatu, pasien meronta saat di ranjang UGD meski sudah dilakukan terapi dengan pemberian obat, namun kondisi pasien tak kunjungan membaik.

Selama observasi, kondisi pasien di ranjang UGD selalu gelisah sehingga ibu pasien memeluk pasien ke luar ruangan UGD, namun ketika berada di luar pasien semakin meronta.

Ibu pasien yang hanya seorang diri tak mampu menahan pasien yang terus meronta sehingga meminta bantuan petugas.

Atas permintaan ibu pasien, petugas berinisiatif mengambil kain kasa, kemudian mengikat tangan dan kaki pasien.

Menurut Kepala Dinkes Mitra, petugas kesehatan melakukan itu untuk kebaikan pasien, keluarga, dan juga petugas yang menanganinya.


Berdasarkan pernyataan dari orang tua korban bahwa dua bulan lalu anaknya ini digigit anjing, namun belum diberikan vaksin.

Korban sempat hendak di rujuk ke RSUP Manado, namun dalam perjalanan nyawanya sudah tidak bisa tertolong lagi. (mom)