Kemenristekdikti Mantapkan Klaster Industri Kelapa di Minsel

MANADO– Pengembangan Inovasi Kelapa dalam pembangunan klaster Inovasi Industri Kelapa terus dimantapkan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

(Tim Kemenristekdikti bersama Sekda Minsel dan tim klaster inovasi kelapa Unsrat saat melakukan meeting pemantapan di kantor Pemkab Minsel, Jumat (12/4/2019) (foto:Ist)

Dibuktikan lewat Kunjungan tim Ditjen Penguatan Inovasi yg berjumlah lima orang ini, lengkap terdiri dari unsur kemitraan strategis, bagian perencanaan, reviewer anggaran, tim ahli strategis dan administrasi klaster. Dibawa pimpinan Kepala Subdirektorat Kemitraan Strategis dan Wahana Inovasi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti Eka Gandara.

Eka menjelaskan kedatangan tim ini untuk melihat secara nyata di lapangan kesiapan Tim Unsrat dan Pemda Kabupaten Minahasa Selatan dalam mengimplementasikan program Klaster Inovasi Kelapa.

“Perhatian Ditjen Penguatan Inovasi ini bukti dari perhatian Kemenristek Dikti terhadap kolaborasi intens yang sudah dilakukan oleh Tim LPPM Unsrat dan Pemda Minsel serta Pemprov Sulut dari tahun 2017,”jelasnya.

Koordinator Klaster Industri Kelapa Sulut Dr Dedy Tooy,MS mengatakan perhatian terhadap klaster inovasi kelapa di Minsel ini menjadi salah satu bukti perhatian pemerintah pusat terhadap kapasitas Unsrat, Pemkab Minsel, Pemprov Sulut yang tidak mengenal lelah dan getol dalam memperjuangkan kelapa daerahnya.

“Sudah ada tiga kementerian yang terlibat dalam pengembangan klaster Inovasi Kelapa di Minsel Sulut ini, yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, selain Kemenristek Dikti sebagai penggagas dengan tindakan nyata melalui program sentra IKM Kelapa terpadu, PLUT (Pusat Layanan UKM Terpadu) dan Program Implementasi Klaster Inovasi Industri Kelapa,” ujarnya.

Tooy menambahkan ada tiga perusahaan nasional yang terlibat yaitu PT Rekadaya Mitra Adi Prima di bidang sabut kelapa, PT Dujung Sejahteras Bersama dalam kegiatan pemanfaatan Kelapa dan lahan sekitar, PTPN XIV dalam penyediaan Benih dan kolaborasi Pengalaman.

Serta PT Jastamine sebagai pengusaha lokal juga terlibat dalam penyediaan lahan bersama dengan Pemda Minahasa Selatan.”Jadi mereka ini yang terlibat sebentar dalam inovasi kelapa ,”ujarnya.

Tim Klaster Inovasi Kelapa dan Teaching Industri LPPM Unsrat ini juga terdiri Dr. Dedie Tooy, didampingi Wakil Ketua Bidang Industri Dr. Tommy Lolowang dan Wakil Ketua Bidang Ekonomi Pertanian Dr. Nordy Waney sepakat untuk mengembangkan kegiatan ini menjadi percontohan Kolaborasi Inovasi Kelapa Tingkat Nasional.

“Kegiatan ini tidak mungkin dikerjakan secara sendiri dan sekedar proyek jangka pendek. Perlu kesinambungan, jangka panjang dan ide serta implementasi inovatif dalam produk, model bisnis dan prosesnya,”tambah Tooy yang diiyakan Wakil Ketua Bidang Industri Dr. Tommy Lolowang dan Wakil Ketua Bidang Ekonomi Pertanian Dr. Nordy Waney.

Tooy pun menginformasikan kegiatan ini juga disuport Assisten Ekonomi dan Pembangunan Ir. Decky Keintjem MSi dan Ir. Frans Tilaar MSi dari unsur Pemda Minsel, didukung oleh Kepala Balitbangda Prov Sulut Dr. Jemmy Lampus, MKes.

“Pemerintah daerah sangat bergembira dengan kegiatan ini, apalagi kegiatan kolaborasi ini akan berdampak pada upaya peningkatan pendapatan petani kelapa daerah dengan fokus awal di Minahasa Selatan sebagai kabupaten penghasil kelapa tertinggi di Sulut. Ini menjadi percontohan kolaborasi ABCG M (Akademisi, Bisnis, Community, Government dan Media) di tingkat Nasional,”tambahnya.

Tim Ditjen Penguatan Inovasi, sangat mengharapkan bila kegiatan ini dilaksanakan maka bulan September, daerah ini akan dapat memproduksi minimal 100 ton serat dan coco peat yang dapat dikapalkan atau dipasarkan. Diikuti oleh beberapa produk turunan seperti cuka dan alkohol dan beberapa produk turunan lainnya.

“Unsrat dan Minsel ditantang untuk tidak hanya FGD dan meeting saja, tetapi dengan inisiasi bantuan pendanaan peralatan dan mesin serta pendampingan maka akan mulai komersialisasi hasil inovasinya,”pungkas Bahran Andang tim reviewer dan Nuhansjah Harahap tim kajian strategis kemenristek dikti.

(tim/*)