Tangis Air Mata Calon Paskibraka Manado 2017 Banjiri Stadion Klabat

Para Calon Paskibraka Manado 2017 tak bisa menahan haru saat malam Api Unggun di Perkemahan Desa Bahagia
Para Calon Paskibraka Manado 2017 tak bisa menahan haru saat malam Api Unggun di Perkemahan Desa Bahagia
Para Calon Paskibraka Manado 2017 tak bisa menahan haru saat malam Api Unggun di Perkemahan Desa Bahagia

MANADO – Perasaan bangga campur haru tak bisa tersembunyi dari wajah ratusan Calon Paskibraka Manado 2017 saat mengikuti malam api unggun, Jumat (3/2/2017) di lapangan Stadion Klabat.

Malam api unggun merupakan tradisi Calon Paskibraka Manado di hari terakhir setelah selama 3 hari menjalani serangkain tes wawasan, kesehatan, fisik, PBB dari Timsel, termasuk menggemblengan dari para Purna lewat perkemahan ‘Desa Bahagia’.

Di Malam api unggun tepat pukul 00.00 Wita, perasaan haru para Calon Paskibraka mendadak berubah pecah menjadi tangis air membasahi wajah mereka.

Meski baru sampai menjalani tes, belum terpilih sampai pada tugas berat sebagai pasukan pengibar bendera merah putih HUT Kemerdekaan RI ke-72, 17 Agustus mendatang, namun malam itu seperti menyadarkan para Calon Paskibraka akan segala dosa dan kesalahan yang mereka perbuat, baik itu kepada orang tua, guru dan orang sekitar.

17121510_1710406938973056_2075665670_o

Tampak, dari atas tribun stadion Klabat Manado, sekitar tenda-tenda Calon Paskibraka yang ditempati selama 3 hari dijejeli orang tua, keluarga dan kerabat ikut hanyut dalam suasana haru.

Beberapa lagu sejarah nasional yang dipandu kakak-kakak Purna terasa membalikan ingatan para Calon Paskibraka akan perjuangan dan pengorbanan mereka selama 3 hari menjalani tes.

Ada yang rela mengikuti seleksi dalam keadaan kurang sehat. Ada pula harus dirawat karena kelelahan selama mengikuti latihan PBB dan formasi. Bahkan ada teman mereka yang terpaksa mundur lantaran tak kuat mendengar kerasnya kakak Purna memberikan penggemblengan.

“Puji Tuhan. Perjuangan tidak tidur siang diganti latihan dan olahraga yang keras saya bisa lewati,” kata Militia Christy Sasundame, Capas (Calon Paskibraka) bernomor perserta 36 kepada Manado Line.

Suasana Malam Api Unggun Calon Paskibraka Manado 2017 di Perkemahan Desa Bahagia, Lapangan Stadion Klabat. (foto-foto: aba/dispora)
Suasana Malam Api Unggun Calon Paskibraka Manado 2017 di Perkemahan Desa Bahagia, Lapangan Stadion Klabat. (foto-foto: aba/dispora)

Meski belum tahu akan lolos akan jadi Calon Paskibraka inti di tanggal 17 Agustus nanti, namun  dia mengaku bersyukur masih bisa bersama teman-temas Capas lain di malam Api Unggun itu.

“Ada teman kami yang terpaksa pulang karena tidak mampu kerasnya latihan. Saya teringat pesan Papa tidak menyerah karena seleksi Paskibraka tidak mudah. Ini semua dukungan Papa dan Mama yang menguatkan diri saya,” akunya.

Perasaan sama diungkapkan Prayer Paruntu. Sebelumnya dia sudah berniat harus tetap sehat menjalani seleksi. “Saya berpendirian. Malam itu saya harus sehat, tidak boleh sakit. Yang saya pikirkan, saya harus tetap sehat,” pungkasnya.

Malam api unggun itu rasa kekeluargaan antara sesama Calon Paskibraka begitu kental. Saling berpelukan sambil meneteskan air mata terasa dinatara mereka bukan orang lain lagi.

“Malam Api Unggun ini sebuah tradisi dan menjadi hal sangat penting dalam rangkaian selama seleksi calon Paskibraka. Tujuannya membentuk jiwa nasionalisme,” ujar salah satu Purna Paskibraka. (antoreppy)