MANADO– Janji Komisi 4 DPRD Sulut menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan mulai tercemarnya sungai Pangiang oleh aktifitas perusahaan tambang PT Meares Soputan Mining (MSM) terbukti.
Komisi 4 saat berada di PT MSM
Hal ini dibuktikan Komisi 4 dibawa pimpinan Ketua Komisi James Karinda, Wakil Ketua Inggried Sondakh, Sekretaris Fanny Legoh, Anggota Komisi Herry Tombeng, Siska Mangindaan, Norry Supit, Muslimah Mongilong serta BLH Provinsi Sulut melakukan kunjungan ke PT MSM
perusahaan tambang emas terbesar di Sulawesi Utara.
PT MSM saat memberikan penjelasan terkait dugaan pencemaran sungai pangiang
Sebelum berkunjung ke PT MSM, Komisi 4 sempat bertemu dengan masyarakat serta Kepala Desa Kalinaung, Pinenet, Pinasungkulan dan Karondoran.
Dari pihak Perusahan tambang, Komisi 4 mendapat penjelasan dari Kepala Teknik Tambang PT MSM, Sapto soal dugaan pencemaran lingkungan.
Sapto membantah jika sungai yang mengaliri desa-desa lingkar tambang akibat aktifitas pertambangan PT MSM.
Diakui Sapto, air sungai menjadi panas karena ada sumber air panas.
“Kalaupun ada air panas hasil pengolahan limbah dari aktifitas PT MSM, suhu derajatnya sudah diturunkan, dan tidak melewati baku mutu. Dan kami juga punya penampungan,” ucap Sapto.
Lnjut Sapto, PT MSM menjamin penyaluran air bersih bagi masyarakat lingkar tambang.
Komisi 4 DPRD Sulut saat melihat langsung sungai yang diduga tercemar oleh limbah tambang
“Kami bekerja sama dengan Kementerian PU menyediakan air bersih untuk warga,” ungkap Sapto didampingi Public Relation Herry Inyo Rumondor.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulut, Ir Marly Gumalag yang ikut dalam kunjungan ke PT MSM menyatakan, bahwa selama ini, PT MSM rutin melaporkan pengelolaan limbah.
“Jika hasil produksi dan limbahnya bersuhu 26 derajat, sebaiknya diturunkan menjadi 24 derajat sama dengan air sungai,” tegas Gumalag.
Mendengar penjelasan dari pihak PT MSM, Ketua Komisi James Karinda secara tegas meminta PT MSM segera menindaklanjuti aduan masyarakat.
“PT MSM harus ada solusi atas aduan masyarakat. Kami mendapatkan pengaduan jika sungai tersebut tidak ada lagi kehidupan karena air sudah menjadi panas,”ucap Karinda. (mom)
