Sambut Penjaga Perbatasan RI-Timor Leste, Walikota GSVL Sebut TNI Berperan Ciptakan Manado Kota Toleran

Walikota GSVL saat menjemput dan berjabat tangan dengan pasukan yang baru tiba dari perbatasan.

MANADO – Walikota Manado GS Vicky Lumentut menghadiri upacara penyambutan pasukan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) dari Rider Batalyon Infanteri (Yonif) 712/Wiratama, yang kembali ke Sulut usai bertugas sekira sembilan bulan menjaga perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).

Dalam upacara ini dipimpin dipimpin Komandan Resor Militer (Danrem) 131/Santiago Brigjen Inf Joseph Robert Giri SIP MSi mewakili Panglima Daerah Militer (Pangdam) XIII/Merdeka di Pelabuhan Samudera Bitung, Rabu (24/01).

Walikota Manado GS Vicky Lumentut saat penyambutan tersebut mengaku sangat bangga dengan TNI, karena menjadi ujung tombak dalam menjaga kedaulatan NKRI khususnya di wilayah perbatasan dengan Negara tetangga.

“Kami sangat bangga dengan TNI yang komitmen menjaga kedaulatan Negara kita. Saya menyampaikan selamat datang kepada para anggota Rider Yonif 712 yang telah mengharumkan nama Sulawesi Utara dan juga nama Kota Manado selama melaksanakan tugas di wilayah perbatasan dengan Timor Leste,” tukas Walikota GSVL.

Lanjut dikatakan, peran TNI dalam membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Manado menciptakan Manado kota paling toleran di Indonesia sangat besar. Diantaranya dengan ikut menjaga suasana kondisi ibukota Provinsi Sulut ini tetap aman, nyaman dan terkendali.

“TNI kita juga ikut berperan dalam menjadikan Kota Manado sebagai kota yang toleran dengan tetap terjaganya keamanan dan kenyamanan serta kondisi yang kondusif dan terkendali. Manado semakin dikenal sebagai kota toleran di Indonesia. Terima kasih saya kepada TNI kita,” tutur Walikota GSVL.

Pungkasnya, berjanji akan terus mendukung dan menjalin kerjasama yang baik dengan TNI.

Tampak hadir pula dalam upacara penyambutan tersebut Walikota Bitung Drs Max J Lomban, Asisten I Pemkot Micler Lakat, Kabag Pemerintahan/Humas Steven Runtuwene, serta perwakilan unsur Muspida dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Sulut. (stenly).