Puncak HKAN Batu Putih, Temanya Bikin Menyentuh Alam dan Budaya Sulut di Usia 1 Abad

(Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut Agustinus R Lembang didampingi stafnya, Rabu (9/5/2018) saat berada di ruang kerja (foto:kandi/ML)

MANADO– Lagi, Sulawesi Utara (Sulut) menjadi tuan rumah tingkat Nasional. Kali ini Jambore Nasional Konservasi Alam dalam peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) bakal digelar di Batu Putih Bitung Agustus 2018 mendatang. Dengan mengangkat tema “Harmonisasi Alam dan Budaya”.

Hal tersebut dikatakan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara (Sulut) Agustinus R Lembang kepada Manadoline, Rabu (9/5/2018) saat berada di ruang kerjanya.

Lembang mengakui Sulut pertama kali menjadi tuan rumah HKAN 2018, diketahui 2017 lalu dilaksanakan di Jawa Timur. Konservasi tahun ini genap usia 100 tahun atau satu abad sudah ada sejak jaman Belanda.

Menurutnya, puncak acara akan digelar 10 Agustus 2018. Sebelum hari puncak, akan dimulai dengan festival taman wisata alam, dipilih kawasan Tangkoko yang akan dijadikan film dokumenter, juga ada tarian maengket.

Selain itu, didalam jambore kalau ada yang berpartisipasi, ada juga kegiatan lomba lintas alam, bersih sampah.

“Kalau acara puncaknya kita dapat satwa Sulut yang siap dilindungi. Kemudian lomba melepaskan penyu kira-kira diupayakan dengan ukuran besar,”tambahnya.

Ini tidak tertutup kemungkinan masyarakat ingin ikut pameran, silahkan menghubungi BKSDA Sulut. Sebanyak 77-80 stand siap dalam Jambore tersebut.

HKAN 2018, menurut Lembang akan dihadiri Presiden Joko Widodo.”Rundown acara, rencananya Pak Presiden akan hadir. Kami juga sudah menyurati Pak Gubernur, Walikota/Bupati agar dapat terlibat langsung demi suksesnya ajang Nasional ini,”tandasnya.

Kegiatan nanti akan dihadiri seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan se-Indonesia, LSM, Kader-kader konservasi pencinta alam, lembaga-lembaga terkait.

Tema HKAN 2018 “Harmonisasi Alam dan Budaya”, sarat makna….

Kita mensosialisakian kepada masyarakat harus menjaga dan pelihara. Alam yang membentuk budaya. Kita pelihara alam. Budaya lestari,”ungkapnya.

Maksud tema tersebut, yakni “Kita pelihara alam budaya terkonservasi.”Alam kita harus pelihara pasti budaya akan menguntungkan ekonomi. Kalau budaya kita terkonservasi begitu pula dengan alam, pasti di Sulut banyak wisatawan datang,”terangnya.

Budaya-budaya alam dan keaslian itu berkaitan dengan objek dan daya tarik wisata alam.”Kalau tidak terjaga alam dan budayanya pasti tidak ada wisata. Jadi karena terjagalah alam dan budayanya wisatawan datang melihat,”sambungnya.

Lembang mengakui, kalau alam dan budaya tidak terkonservasi tidak ada objek dan daya tarik wisata alam. Daya tarik wisata yaitu alam dan budaya.”Alam dan budaya itu merupakan kualitas paling tinggi khusus untuk wisata alam daya tariknya,”pesan Lembang.

“Tujuan dibalik itu manfaat utama menginformasikan bahwa di Sulut memiliki inovasi lewat pameran bisa belajar bersama sehingga ada pengalamanan informasi, potensi, itu menarik. Potensi muncul daya tarik, mengundang orang datang berkunjung dalam ilmu ekonomi model multiplayer. Yang menguntungkan masyarakat Sulut,”harapnya. (srikandi)