Libatkan Kejati, Bangun RSUD Noongan, Komisi 4 Puji Kinerja Rawung

MANADO-Komisi IV DPRD Sulut bidang Kesejahtraan Rakyat (Kesra), memuji kinerja dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Noongan, DR Enriko H Rawung, MARS.

Komisi IV saat melihat pembangunan baru  ke RSUD Noongan.

Hal ini dibuktikan ketika Komisi IV yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi James Karinda didampingi  Sekertaris  Fanny Legoh dan anggota Siska Mangindaan, Muslimah Mongilong berkunjung ke RSUD Noongan, Jumat (19/1/2018) mereka terkejut dengan kemajuan pembangunan Rumah Sakit tersebut.

Ketua Komisi IV James Karinda bersama anggota Fanny Legoh, Siska Mangindaan, Muslimah Mongilong ketika melihat langsung pasien yang dirawat di RSUD Noongan didampingi DR. Enriko H Rawung, MARS.

Karinda menyatakan, dari hasil peninjauan ke RSUD Noongan, Komisi IV menilai  Rumah Sakit  Noongan masih memerlukan penambahan gedung baru.

“Lewat terobosan Gubernur Olly Dondokambey di tahun 2018, dengan  pinjaman dari SMI masih bisa dapat bantuan yang sama dengan prioritas Rumah Sakit Noongan,” jelas Karinda.

Karinda mengakui, jika RSUD Noongan dapat diperhatikan pemerintah secara baik. Maka dapat dipastikan konsentrasi pasien tidak akan ke Manado lagi.

Karena  RSUD Noongan sekarang ini sudah bisa menampung pasien dari Minahasa, Boltim dan Mitra dengan  berbagai kelebihan. Bahkan selama tahun 2017, jumah pasien rawat jalan mencapai 20 ribu lebih pasien.

Rancangan Pembangunan Gedung Baru RSUD Noongan yang dibuat oleh Direktur DR. Enriko H Rawung, MARS.

“Kami melihat sudah ada alat yang baru, memiliki beberapa dokter ahli. Nah, yang akan kita fokus adalah meminta kepada pemerintah  untuk menambah dokter THT, anastesi supaya lengkap,”ungkap Karinda. Sambil menyatakan, masyarakat dapat menghemat biaya. Karena RSUD hanya dekat kampung.

Sementara itu, Dirut RSUD Noongan, DR. Enriko  H Rawung, MARS menjelaskan,  RSUD Noongan dibangun pada jaman Belanda  tahun 1932, dengan donatur dari Kerajaan Belanda Konigin Emma dan diresmikan pada tanggal 16 Juli 1934 oleh Gubernur De Jong, sebagai Sanatorium dengan nama “EMMA”.

Lanjut Rawung, RSUD Noongan  memiliki 4 gedung baru yang merupakan program dari Presiden Jokowi T4B merupakan bagian proyek strategis nasional.

“Pada saat pembangunan 4 gedung baru. Kami meminta  pendampingan dari Kejaksaan Tinggi Sulut dan disetujui. Ini bertujuan pembangunan yang kita buat tidak akan terjadi penyimpangan. Dengan total anggaran DAK Rp 33 Miliar berhasil membangun ruang  IGD, Instalasi Farmasi, Intalasi Gizi dan Instalasi CSSD,” jelas Rawung.

Lanjut Enriko Rawung, semenjak menjadi Direktur Utama pada Januari 2017 dirinya berkomitmen untuk memajukan RSUD Noongan dengan beberapa program unggulan.

“Yang menjadi target RSUD Noongan adalah percepatan perolehan akreditasi versi SNARS tahun 2018, menjadi rumah sakit pusat rujukan nasional, rumah sakit pendidikan, rumah sakit kelas B dan menuju Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),” jelas Rawung. Sambil mengakui program unggulan rumah sakit ini adalah Geriatri, Pusat Respirasi dan Saluran Nafas, Onkologi.

Mendengar penjelaskan dari Dirut RSUD Noongan, James Karinda, Fanny Legoh, Siska Mangindaan memberikan apresiasi kepada Direktur RSUD Noongan.

“Apa yang dilakukan oleh dokter Enriko, jarang dilakukan oleh rumah sakit lain dengan melibatkan Kejaksaan Tinggi. Jika kita melibatkan Kejaksaan maka kita tidak akan salah melangkah karena diawasi oleh penegak hukum. Rumah sakit lain harus mengambil contoh. Jangan sampai terjadi lagi seperti di Rumah Sakit Ratumbuysang dan RS Balai Mata,”papar ketiganya. (mom)