

MANADO – Perhatian Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut (GSVL) tak habis-habisnya ditujukan kepada warga korban bencana banjir bandang Manado 15 Januari 2014 silam.
Setelah melalui perjuangan cukup panjang nan menguras tenaga, menyusul pasca bencana banjir Wali Kota GSVL tak capek-capeknya bolak balik Jakarta melobi pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan, BNPB.
Dengan bantuan pemerintah pusat dan Pemprov Sulut, akhirnya lahan 200 hektar milik Pemprov Sulut di Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken resmi disulap menjadi lahan hunian relokasi warga korban bencana.
Lahan itu diberikan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey secara gratis dan Pemkot Manado hanya memberikan sertifikasi lahan. Kini di lahan tersebut berdiri megah 1000 unit rumah hunian untuk warga relokasi korban banjir.
Target pemerintah, ada 2.054 KK warga korban banjir, terutama yang tinggal di lokasi rawan bencana di Kota Manado rencana akan direlokasi ke Pandu
“Sebanyak 2.054 KK yang akan direlokasi ke Pandu dibagi dua tahap dengan rincian, 1000 KK tahap pertama sisanya 1.054 KK tahap kedua,” jelas Wali Kota GSVL.
Relokasi tahap pertama saat ini telah dibangun hunian 612 unit. 500 rumah telah diberikan kunci kepada KK penerima manfaat namun yang telah menghuni saat ini 220 KK.
Pekan lalu, giliran Kementerian Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa datang ke Manado membawa bantuan isi hunian dan melihat langsung pembangunan hunian warga korban banjir itu di Pandu.
Total bantuan Kemensos RI dalam upaya penangulangan bencana alam Kota Manado dari tahun 2014 sampai 2017 total sebesar Rp6.342.278.000.
Bantuan diberikan Mensos yakni isi hunian tetap sebanyak 550 KK masing-masing Rp 3.000.000 dengan total senilai Rp1.650.000.000. Bantuan ini tahap pertama dari target sebanyak 2.054 keluarga.

Selain itu, Kemensos juga memberikan bantuan paket sembako untuk 1000 KK dengan total nilai bantuan Rp 150 juta. 1.000 KK yang menerima bantuan berasal dari 4 kecamatan terdampak banjir yaitu Kecamatan Paal Dua (7 Kelurahan), Sario (3 Kelurahan), Tikala (4 Kelurahan), dan Wanea (6 Kelurahan).
Ada juga bantuan santunan ahli waris kepada empat korban meninggal masing-masing sebesar Rp 15 juta, sehingga total Rp 60 juta.
Saat melakukan kunjungan ke Pandu, Jumat (3/2/2017) sore, Mensos Khofifah langsung terpukau. Suasana yang sejuk, indah dan asri. Dia meyakini, udara di lokasi relokasi itu kaya oksigen.
“Suasana di tempat ini bagus, udaranya juga sejuk. Semoga bapak ibu betah dan kerasan tinggal di sini,” tutur Mensos.
Dia berharap, korban banjir dapat memulai hidup baru di tempat tersebut dengan lebih bersemangat dan optimistis. Ia juga berharap korban banjir bandang bisa segera melupakan kejadian yang menimpa mereka.
“Tidak mendahului Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Manado tempat ini akan menjadi Kota Mandiri Pandu Bunaken,” pungkas Mensos Khofifah. (antoreppy)