Lurah Dituding Sombong, Warga Malalayang Dua Demo Kantor DPRD Manado

Suasana pertemuan antara warga, Lurah Malalayang Dua dengan anggota DPRD Kota Manado. (foto:ml)

MANADO – Puluhan warga Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang, menggelar demo di Kantor DPRD Kota Manado, Kamis (12/9/19).

Kedatangan warga tersebut langsung diterima para legislator Manado, Benny Parasan, Bobby Daud dan Maikel Maringka di ruang Komisi IV dengan pengawalan aparat Kepolisian dari Polresta Manado untuk dilakukan pertemuan antara DPRD, warga dan Lurah Malalayang Dua.

Demo yang dimulai pukul 13 tersebut meminta Walikota dan Wakil Walikota Manado mengganti Lurah Baru dan meminta DPRD Manado mengusut perilaku Lurah dalam tragedi kemanusian di lahan pekuburan.

Rivan Kalalo warga Malalayang Dua, menyoroti perilaku Lurah yang bersikap sombong dan tidak beretika kepada masyarakat.

“Lurah ini pernah menjabat dan hidup bersama dengan masyarakat, jadi kalau dirinya bilang tidak beretika itu salah dan kami tahu persis,” kata Rivan dalam pertemuan tersebut.

Sikap Lurah tersebut kemudian warga meminta agar Lurah Malalayan Dua perlu dievaluasi.

Sementara Lurah Malalayang Dua Noldy Damo membantah tudiangan warga yang menyebut dirinya tidak beretika, sombong dan bersikap kasar kepada warganya.

“Bagaimana saya dibilang tidak beretika dan penilaian sombong, saya baru dilantik tanggal 30 Agustus 2019, masuk kantor baru sembilan hari,” ungkapnya.

Menanggapi aspirasi warga dan keterangan Lurah, anggota DPRD Manado Benny Parasan meminta agar dilakukan musyawarah antara kedua pihak untuk dicarikan solusi penyelesaian permasalahan terhadap hal yang dipermasalahkan warga.

“Titik terang permasalahan sudah diketahui, kami DPRD meminta agar antara pemerintah kelurahan dengan warga bermusyawarah mencarikan solusi penyelesaian aspirasi warga,” tutur Benny Parasan, sembari meminta Lurah untuk mengkoreksi diri terhadap perilaku dan tutur kata dihadapan warga.

Legislator lainnya Bobby Daud, menegaskan persoalan lahan pekuburan yang menjadi titik permasalah antara warga dengan Lurah akan menjadi perhatian pihaknya.

“Kami berjanji akan mengupayakan aspirasi warga soal pengadaan lahan pekuburan dan akan memperjuangkannya dalam APBD induk mendatang,” terangnya.

Sementara itu, anggota dewan Maikel Maringka berharap agar persoalan yang menjadi aspirasi warga di lembaga DPRD harus menjadi perhatian bersama antara dengan Lurah.

“Aspirasi warga harus benar-benar dipahami dan mendapat perhatian serius dari semua pihak, termasuk Lurah. Semua harus diselesaikan dengan baik, secara kekeluargaan,” pinta Maringka.

Aksi kemudian ditutup dengan arahan anggota DPRD untuk bersalaman antara warga dan Lurah. (ml)